DKI Jakarta punya gubernur baru ceritanya. Saya sendiri yang sudah bukan penduduk Jakarta lagi, cuma bisa memantau berita dari postingan FB teman-teman. Kalau tidak salah ada 3 calon ya? Tapi yang ‘angot’ itu 2 calon, Ahok/Djarot dan Anies/Sandi.
Kalau saya perhatikan pilkada DKI ini koq ya ada mirip juga dengan pemilihan presiden Amrik tahun lalu. Calon yang kontroversi.
Kalau DT dan Ahok kayaknya mulutnya sama-sama ‘cablak’. DT di tuduh anti agama tertentu, begitu juga Ahok.
Teman-teman di FB ramai posting status tentang pasangan favorit mereka, sama juga waktu pemilu Hillary/Trump. Masing-masing belain pilihannya sampai tetes darah penghabisan lah istilahnya.
Saya sendiri ikutan pemilu Amrik. Saya tidak pilih DT, bukan semata-mata karena dia digambarkan sangat anti agama tertentu, tapi karena menurut saya dia tidak berbobot.
Saya juga semangat sekali untuk memilih karena ini pemilu pertama saya sejak jadi WNA.
Tapi ada daya….hasil pemilu, DT menang. DT adalah presiden saya.
Bingung kenapa koq ya ada yang milih DT? Jelas. Setelah pencoblosan, saya ketar ketir mendengarkan berita di TV, siapa yang akan jadi presiden terpilih.
Waktu mendengar kalau DT adalah presiden terpilih, saya bengong……terselip rasa takut…terselip rasa ragu (dan jengkel itu pasti!! mau maki-maki? banget!!!!).
Hadweeeeh??!!!
Tapi ya mau gimana lagi? kenyataannya dia menang.
Lalu gimana dong? Imigrasi ke Kanada?
Well, dari situ saya belajar legowo. Saya yakinkan diri kalau warga negara Amerika lainnya tidak ada berdiam diri kalau presiden ybs melenceng dari konstitusi. Saya yakinkan diri kalau sistem Amerika akan mampu untuk memantau presiden terpilih untuk tidak semena-mena.
Saya yakinkan diri kalau sebagian besar warga negara Amerika masih ‘waras’, kalaupun mereka memilih DT, bukan berarti mereka rasis, bukan berarti mereka anti agama tertentu, bahwa mereka tidak buta kenyataan.
Saya yakinkan diri kalau pemilih DT tetap akan berpegang pada konstitusi dan bukan bertindak berlandaskan kebencian.
Sama juga dengan hasil pemilihan gubernur DKI kali ini. Anies/Sandi yang menang. Saya tahu banyak teman-teman yang tidak sehati dengan hasil ini. Dan banyak teman-teman yang amat sangat bersyukur dengan tidak terpilihnya Ahok.
Seperti juga halnya dengan DT, saya yakinkan diri kalau teman-teman saya yang penduduk DKI baik yang memilih Ahok ataupun yang memilih Anies, memilih karena rasional.
Saya yakinkan diri kalau teman-teman akan tetap berpihak pada kebenaran bukan pada kekuasaan.
Saya yakinkan diri kalau teman-teman akan membela teman-teman lainnya yang tertindas bukan semata-mata karena kesamaan agama.
Beri pemimpin baru waktu untuk membuktikan kapasitas dan kualitas mereka,
Jangan terlena, terbuai cuma karena kesamaan ras, suku, agama
Jangan mengolok pihak yang kalah, buat apa? mending kritis terhadap pihak yang menang
Amerika punya DT, Jakarta punya A/S.
Let’s Move On.