hiburan

Nonton Balet Yuk!

Seumur2, baru tahun 2022 lalu saya nonton balet.

Salah satu dari banyak hal yang saya janji ke diri saya sendiri adalah beranikan mencoba hal2 baru yang saya gak pernah jalani. Bahkan hal2 yang saya mungkin gak tertarik, saya janji ke diri sendiri kalau saya tetap mau coba.

Pas di Indonesia saya gak pernah nonton balet  Saya tahu ada sanggar balet Namarina, tahu pebalet Indo yang beken jaman itu, Linda Hoemar. Kalau ada pertunjukkan balet pasti di Gedung Kesinian Jakarta di kota. Sudah itu saja tahunya.

Nah pas pindah ke Amrik juga gak jadi nonton balet langsung sik, karena gak kepikiran saja. Kota pertama saya di Amrik kota kecil dan juga saya punya anak kecil. Masih sibuk urus anak dsb.

Baru di tahun 2022, itu pertama kalinya saya pergi nonton balet

Pertunjukkan balet pertama yang saya tonton itu yang organisir Louisville Ballet Company.

Cerita yang diadaptasi adalah cerita Sleeping Beauty. Lokasi pertunjukkan di teater Brown , teater lama dan bersejarah di kota saya.

Pertunjukkan balet kedua yang saya tonton itu Nutcracker di akhir tahun 2023. Biasa kan acara liburan natal, tahun baru cerita Nutcracker pasti keluar.

Panggung Nutcracker

Pertunjukkan balet ketiga yang saya hadiri itu di selenggarakan oleh World Ballet dengan mengambil cerita Swan Lake. Lokasi pertunjukkan di teater Louisville Palace yang seperti Brown theater juga salah satu teater bersejarah di kota Louisville.

Di acara Sleeping Beauty dan Nutcracker penonton diberi buku, cuma di acara Swan Lake penonton di beri QR code yang isinya brosur digital  buat dibaca di telpon masing2.

Secara umum di semua pertunjukkan balet, pengunjung diberikan buku yang disinya untuk menjelaskan penonton adegan2 yang akan disajikan. Di buku ybs juga ada keterangan tentang semua penari balet dan tokoh yang mereka bawakan di pertunjukan.

Bukunya seperti ini:

Dari tiga kali nonton pertunjukkan balet, akhirnya  saya baru deh agak2 ngerti “gres” nya.

Ibarat nonton konser musik, terutama musik klasik, pengunjung tahu simponi2 apa yang akan dimainkan. Ada Mozart, Chopin, Beethoven dst. Yang mbedakan dan yang bikin pertunjukan musik iti beda ya dikeahlian pemain instrumennya.

Sama dengan pertunjukan balet. Biar ceritanya sama, classic western fairy tales tapi cara penyampaian cerita, koreografer, latar belakang musik, kostum, dekorasi panggung dan ya pastinya keapikkan penari2 baletlah yang bikin kita bisa kesengsem sama satu grup balet dibanding yang lain.

Contohnya.  Dari ketiga pertunjukkan balet yang saya nonton, saya paling kesengsem sama acara yang diselenggarakan sama World Ballet.

Ternyata World Ballet ya kelasnya memang lebih oke lah dibanding Louisville Ballet yang nyelenggarain 2 pertunjukkan balet yang saya tonton sebelumnya.

Panggung Swan Lake

Setelah 3 kali nonton acara balet ini tips dari saya

1. Pertunjukkan selalu mulai tepat waktu

2. Datang ke tempat acara minimal 30 menit sebelum acara mulai. Selain untuk mikirin: parkir, antrian masuk, beberapa penyelenggara menyediakan photo booth.

Saya mah pasti dong foto2 an.  Masalah  potret lucu2an ini ada yang gratis dan kita fikasih link buat ke foto dimana hasil foto ada bingkai dengan judul acara baletnya, ada yang pakai abang2 pemotret plus artis  yang mewakilkan tokoh utama di cerita , dimana kita harus bayar foto kita.

Pas di acara Swan Lake yang agak unik adalah sebelum pertunjukkan si pebalet pakai kostum putih, di tengah2 pertunjukkan saat istirahat si penari balet pakai kostum hitam.

Memang di cerita Swan Lake ada tokoh yang  berganti karakter gitu..

Foto booth Sleeping Beauty
Foto booth Swan Lake, pakai penari balet yang berdandan sebagai tokoh utama

Dan juga di Amrik, lumrah kalau di acara2 seperti ini ada jualan minuman ( Saya biasanya gak minum ya..secara gak ada teh botol 😉).

3 . Bacalah buku yang disediakan sama penyelenggara sebelum pertunjukkan dimulai. . Karena dengan membaca buku ini, kita jadi tahu lah apa yang lagi dimainkan di panggung.

4. Sebelum pertunjukkan mulai, ke toilet dulu gih..pipis.

5. Acara balet selalu ada jeda / rehat. Pengunjung bisa ke toilet, pesan minum atau ya foto2.😇

6. Pakai baju apa kak? Saya lihat2 pengunjung2 lain kebanyakan memang pakai baju cantik2 ya. Saya pribadi memang senang dress up jadi kalau ada acara2 seperti ini saya pilih pakai baju terusan. Yang jelas ya jangan pakai leggings/hoodies/sweatpants/sweatshirt kaliiii

Mau nonton balet lagi gak? Mau tapi mau cari pebalet lainnya.

Tapi secara pribadi saya lebih suka nonton Broadway ya? Lebih seru gitu?

Teman2 lebih pilih mana?

Balet?

Teater?

Orkestra?

Nonton Orkestra Yuk!

Pas di Indo, saya boleh dibilang pergaulan saya terbatas banget. Tahunya cuma mal melulu.

Nah pas sudah pindah ke Amrik, pergaulan dan eingintahuan saya mulai berkembang sedikit demi sedikit. Dari kemping, hiking ke alam, kayak, nonton balet, teater, orkestra, kursus masak, dan mudah2an sik lebih banyak lagi kegiatan baru yang saya lakoni ya

Nah pas musim liburan gini, di kota saya banyak acara2, salah satunya itu orkestra musik.

Ada 2 penyelengara pertunjukan orkestra di bulan November dan Desember 2023 : Vienna Light Orchestra dan Louisville Orchestra. Berhubung jadwal kerja saya, saya cuma bisa pilih yang Vienna Light Orchestra

Nah lokasi pertunjukkan orkestra ini di salah satu gereja Katolik di Louisville.

Lucu juga ada pertunjukan musik di gereja. Sebetulnya ya gak aneh ya, karena di banyak gereja2, memang ada musik juga kan ya? Gospel istilahnya. Tapi karena saya gak beribadah ke gereja, saya pribadi gak pernah hadiri.

Saya pilih hari Jumat siang, pas saya libur kerja.

Gereja Katedral ini ukurannya gak segede gereja Katedral di Jakarta. Boleh dibilang mungil malah. Tempat duduknya ya tempat duduk gereja.

Tempat duduk kami lokasinya di zona tengah. Lumayan lah

Panggungnya

Pengunjung tidak terlalu padat, dan kebanyakan sudah berumur. Gak tahu apa ini karena lokasi? Atau tipe pertunjukkan ya?

Acara mulai tepat waktu. Para pemain musik yang masih muda2 banget memasuki ruangan dengan baju berpayet. Ada yang payetnya keemasan, merah, hitam, perak.

Kalau saya bilang sik apik ya! Meskipun gak seragam (karena disini gak ada cerita deh harus bikin seragam, mahal!) , tapi semuanya bertema sama.

Total ada 8 pemain instrumen, seimbang antara laki2 dan perempuan.

Para pemain musik sudah sedia di tempatnya

Musik2 yang dimainkan di pertunjukan kali ini temanya Magical Movie Scores

Apa gitu artinya? Jadi musik2 yang akan dimainkan adalah musik2 dari film2 beken.

Definisi Tema Pertunjukan

Ada beberapa lagu yang saya ngeh, seperti Over The Rainbow, soundtrack nya Pirates of the Caribbean.

Sebagian besar lagu ya instrumental, kadang ada konduktor, kadang gak.

Pirates Of Caribbean

Tapi ternyata ada beberapa lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi. Gile! Si mbak ini suaranya bisa tinggi banget! Soprano istilahnya. Kereeen abisss!!

Di akhir pertunjukkan, ada 2 pemain biola yang duet gitu…asli keren.

Lamanya pertunjukkan itu sekitar 1.5 jaman deh.

Puas gak? Puas bamget! Asli saya kecantol deh sama pertunjukkan orkestra seperti ini.

Pengen bamget nyari pertunjukkan orkestra lagi. Bahkan saya jadi pengen tahu kalau pertunjukkan opera kayak apaa yaaa??

Teman2 yang suka nonton acara2 seperti ini, cerita dong kesan2nya.

Icip-Icip Makanan Malaysia Dimasak Bule Lokal

Minggu lalu, iseng2 saya gulir atas bawah Instagram, nemu postingan resto local masang ini

Menunya

Ihh..lucu juga kali yaaa.

Selain karena saya tahu tidak terlalu bamyak orang2 bule yang tahu Malaysia, kaget juga saya pas namu postingan ini.

Pun juga ya senang saja gitu ada yang berani nyoba buka Pop up jualan makanan Malaysia. Meskipun bukan Indonesia, ya tahu sendiri kan, dua negara ini kayak kakak adik dan memang dari hal makanan kita banyak kesamaan kan?!

Saya juga penasaran pengen tahu gimana si bule ini memasak masakan Malaysia berdasarkan pengalaman dia pas jalan2 ke Malaysia?

Buat saya ada bule (baca bukan Melayu) yang berani jualan makanan kita itu apa ya?.Surprising lah. Ya gimana gak bikin kaget, secara kan dasar makanan barat dan timur beda banget?. Dan antara kita yang penduduk asli vs pendatang, penerimaan kita dengan rasa makanan pasti beda lah.

Saya pergi ke acara ini, harapannya gak tinggi2 banget. Gak mungkin saja, saya ngarep rasa otentik si rendang. Gile. Saya pribadi pun gak berani masak rendang!?

Apa ya?.lebih ke apresiasi atas usaha si bule dan pastilah juga ingin tahu hasil masakan dese

Jadilah saya pesan tempat untuk acara itu.

Lokasi acara di tempat makan bernama Harvey’s Cheese & Nosh yang sehari2nya jualan keju.

Saya pesan tempat jam 7:30 PM lewat Open Table.

Menu di lokasi

Saya pesan Beef Brisket Rendang Buns, Chicken Satay Skewers, Malaysian Curry Laksa, Ramly Burger Special dan Es kacang

Eh…dikasih tahu sama pelayan kalau rendangnya habis baik yang sapi maupun yang jamur…duh..nangis daraaah deh. …

Eh untung tamu sebelah saya, mereka pesan Mushroom Rendang Buns dan berbaik hati bagi ke saya satu biji….dan berbahagialah sayaaaa kesampean nyobain rendang kreasi si bule.

Rasanya? Gigitan pertama , bau bumbu2 khas Asia Tenggaranya kuat banget. Gile. Berani juga ini bule pakai bumbu sekenceng ini yak? Enak? Lumayan. Beda rasa dengan daging2 bbq-an kentara banget

Masakan kedua yang datang adalah Halloumi Skewer , saya sendiri gak tahu Halloumi itu apa, ternyata sejenis keju. Enak? Kata teman saya sik enak? Saya kurang tertarik

Halloumi, Laksa, Es Kacamg Merah, Burger Ramly dan Sate Ayam

Laksanya saya bilang kurang medok. Yang saya suka adalah tahu pongnya. .

Es kacang merahnya enak, ada serpihan kacang tanah, agar2 hijau, lychee, kacang merah dan bola2 kuning. Ya kayak es teler gitu deh. Saya sih seneng2 saja. Kapan lagi makan es kayak beginian di resto disini?!

Burger nya kata temen saya okelah, yang bikin beda adalah telor dadar dan saos sambel

Sate ayamnya kalau saya bilang koq kurang berasa rendamannya gitu?! Empuk sik..cuma kurang kecap manis deh…ha…ha..ha.. Bumbu kacangnya juga samu mawon, kurang kecap manis.

Kesimpulannya?

Saya hargai lah si koki bule membuka kedai kagetan ini. Biar warga Louisville bisa icip2 makanan etnik lebih sering kan.

Mudah2an lain kali ada orang Melayu dong yang buka warung makanan Malaysia/Indonesia di sini?!

Sampai ketemu lagi yaaa

Pas di Cleveland, Mampir di Little Italy yuk!

Tahun 2010, saya dan keluarga sempat tinggal di Cleveland, Ohio. Salah satu lokasi yang saya suka buat kunjungi adalah sudut kota namanya Little Italy

Sign Little Italy

Pada dasarnya ini satu jalan yang di Cleveland timur dimana pengunjung bisa puas cemil2 makanan Itali.

Peta toko2 di Little Italy

Dari mulai toko roti, restoran pizza, pasta, ngopi2 dan favorit saya, makan Gelato alias es krim versi itali.

Saya tuh paling kesengsem sama yang namanya patio dining, padahal sik bisasa aja gitu artinya…makan di pinggir jalan dibawah tenda…kalau di Indo, kakik lima blok M gitu ya??..ha..ha..ha..pakai bahasa Inggris aja jadi kedengerannya gimana gitu?!

Nah di Little Italy ini ya hampir semua tempat makan ada makan di luar, baik itu di pinggir jalan utama , atau di belakang resto, atau pun di gang antara gedung…

Pas saya jalan2 ke Little Italy, saya tengok hampir semua toko/restoran.

Tapi saya cuma makan di 3 tempat:

Mia Bella. Lucu tempatnya, saya makan di patio di belakang, maap gak sempat foto, keburu laper..

Saya pesan Veal Marsala daging sapi muda dengan saus marsala

Terus saya makan es serut ala Itali di Mount Granita. Rasa es nya macam2, ada kelapa, beri, mangga, jeruk limo, lemon, semangka, stoberi dst

Macam2 Rasa Es Itali

Saya tadinya pengen kelapa, pas icip2 kurang sreg, jadi saya pilih rasa mangga, enak! Karena asli bukan essence

Makan Es Serut Mangga di Mount Granita

Setelah itu saya makan Gelato di Rosso Gelato….haduhhh…gilaaaa…enaaaak banget ini!! Tadinya saya cuma pilih kopi, karena saya tahu banget kalau saya suka es krim kopi

Pas lihat2 rasa es krim yang tersedia, ada satu rasa yang saya gak pernah lihat di toko Gelato lainnya, Nero yaitu rasa dark chocolate. Dan waktu saya icip2, saya langsung jatuh cinta!💞

Jadilah saya pilih 2 rasa, kopi dan nero.. asli! Enak banget!! Saya sampai merem melek deh makan gelato ini

Sayangnya saya gak sempat beli2 roti2 , padahal roti2 yang dipajang di dua toko roti yang saya lewati itu asli semua keliatan enak banget!

Saran saya kalau teman2 mau berkunjung kesini, jangan makan sebelum pergi, biar bisa puas icip sana icip sini

Yang jelas jangan sampai tidak makan gelato!! Ini mah WAJIB! Rosso Gelato mulai buka jam 2 siang.

Sekian dulu cerita saya kali ini!

Sampai lain kali!

Cihuy Menang Kontes! Cerita Derby 2023

Minggu ini, 29 April adalah minggu Derby, yang notabene acara tahunan di Louisville. 

Boleh dibilang , minggu Derby itu minggu pestanya sosialita Louisville deh. Benar2 waktu yang tepat buat kita dandan seheboh-hebohnya, sekeren-kerennya.

Derby sendiri identik dengan acara balapan kuda, yang kalau di Louisville itu balapannya di arena balapan kuda Churchill Down (untuk selanjutnya saya singkat CD ya)

Saya sendiri belum pernah ke hari Derby nya sendiri, tapi sempat dua atau tiga kali ke Churchill Down , pertama buat ngeceng doang, kedua beneran nonton balapan kudanya

Biasanya orang2 sini mulai heboh ke CD mulai hari pembukaan yang tahun ini jatuh tanggal 29 April.

Tapi kalau mau lihat awal kehebohan penduduk Louisville bergaya itu mulai di hari Kamis, atau disini istilahnya Thurby, Thursday on Derby week.

Wanita2 cantik bersliweran dengan baju bernuansa merah jambu, baju maksi motif bunga2 an, renda2, ruffles dan…yang paling penting: topi-topi cantik.

Topi2 ini loh yang memang saya peribadi juga demen. Habis memang cantik2.

Tahun lalu saya sempat datang ke Thurby, cuma pakai tiket general admission, yang waktu itu saya cuma bayar $15 saja. Tiket tipe ini ibaratnya cuma tiket masuk doang, gak dapat tempat duduk.

Tapi ya…buat saya yang cuma senang wara wiri, potret sana potret sini, lihat balapan sekilas,  tiket GA ini mah gak rugi, apalagi kalau cuaca cerah.

Saya bisa jalan ke sana ke mari, kadang bisa lihat si kuda dari jarak cukup dekat, gak usah mikir harus balik ke tempat duduk terus, bisa ganti suasana lah

Tahun ini saya gak ikutan jadi sosialita, secara pas hari Kamis, jam 12 ada pelatihan lah, jam 2 ada rapat sama pihak luar yang jarang2 bisa kesampaian, duh riweh deh. Secara balapan kuda terakhir di CD cuma sampai jam 6 PM.

Terpaksalah saya batalkan pergi ke CD bareng teman2, padahal sudah beli tiket juga…😖

Dan juga saya sudah bikin dan beli topi Fascinator baru . Ya mau gimana lagi.  Nasib.  

Cuma kebetulan di tempat kerja ada kontes lucu-lucuan dan permainan online.

Karena tahun in, Thurby jatuhnya tanggal 4 Mei, tempat kerja mengadakan kontes kostum bertemakan Derby dan Star Wars . (MAY THE 4TH BE WITH YOU)

Pegawai boleh masukkan foto bertemakan Star Wars, Derby atau kombinasi keduanya. Pemenang masing2 kategori dapat 1 hari libur atau 1/2 hari libur.

Saya pikir2,  ih daripada topi Fascinator gak terpakai kan?

Jadilah pagi2 saya dandan…ngaduk2 lemari pakaian buat lihat pakai baju apa ya. Dandan komplit deh.

Tada. Selesai dandan, saya sempat mikir, tema Star Wars apa gitu ya? Secara saya gak demen Star Wars. Tapi kesempatan menang buat Derby DAN Star Wars lebih besar kali…secara 2 kombinasi ini kan gak lazim?

Pas mau foto gitu, eh saya lihat si boneka Baby Yoda di pojokan. “Eh, baby Yoda dari Star Wars kan?

Jadilah saya ambil si Yoda buat ikutan berpose

Setelah sekian banyak foto selfie dibantu dengan bangku, selft timer dan phone holder , saya masukkan foto saya.

Waktu saya masukkan foto, cuma ada beberapa peserta yang sudah masukkan foto mereka. Kebanyakan bertema Derby.

Salah satu teman kerja sempat nyeletuk waktu dia lihat foto saya di FB.

Kata dia “Perasaan saya denger nama kamu disebut. Tapi aku gak yakin.”

Eh…benar juga ternyata saya salah satu pemenang. Pemilihan pemenang berdasarkan masukan suara (voting) – saya kurang tahu juga siapa yang vote?

Saya dan satu pegawai lain dapat suara sama banyaknya. Jadi kami berdua sama2 menang kategori Derby dan Star Wars dan dapat jatah libur tambahan 1/2 hari.

Seru juga ih . Gak sia2 dandan pagi2, jepret2 selama 15 menitan.

Sampai ketemu tahun depan!

Jalan-Jalan Ultah 2021. Bagian 3 : 711, Skyline, Virginia

Yay! 711 atau 11 Juli!

Hari saya dilahirkan ke dunia! Bersyukur banget sudah di kasih hidup selama ini yaaa…Alhamdulillah selalu sehat, selalu berusaha untuk berguna dan berfaedah, berpenghasilan diatas UMR, berpendidikan, terus belajar tentang hidup!

Hari ini saya memutuskan untuk memulai perjalanan balik ke KY, karena pas lihat2 peta, iih..capek kali nyetir 8 jam langsung ke KY? Dan juga ternyata koq dekat dengan taman nasional SHENANDOAH yang saya memang sudah kepengen intip?!

Ya sudah..mampir ah ke Shenandoah, meskipun cuma sekedar nyetir di Skyline Drive nya. Lagian juga sudah beli tiket..sayang kalau gak dipakai…

Ya wis..sekitar jam 1, kami cabutlah..

2 jam kemudian, sampailah kami di gerbang Shenandoah, ya wajib foto2 dong..namanya juga turis kan.

Jadi Skyline Drive ini pada dasarnya ya jalan utama di taman nasional Shenandoah. Di sepanjang jalan ya nanti ada pusat kunjungan, tempat kemping, tempat hiking dan overlook dimana pengendara bisa melihat pemandangan pengunungan Appalachian. Saya tahu kami gak bakal sempet hiking atau eksplorais ya, tapi gak apa2 yang penting saya got the feel kayak apa sik Shenandoah ini.

Saya terus terang sangat menikmati jalan berliku Skyline Drive, gak terlalu curam dan cukup lebar. Apa lagi pemandangan sekitar bikin mata adem…

Kalau mau nurutin saya, saya mau terusin Skyline dari ujung ke ujung, cuma karena waktu gak cukup, kita keluar di pintu Thorp.

Di jalan, saya keluar bandel dan adventurous nya. Saya baca kalau Virginia itu kan slogan ya Virginia Is For Lovers dan sama pemda ada proyek VirginiaLoveWorks dimana kita bisa temui tanda LOVE di seantero negara bagian Virginia. Saya lihat2..ih koq lucu2 sik ? Pengen deh nemuin tanda tsb.

Pas saya lihat di peta, ternyata ada beberapa Love yang saya bisa lewati. Jadilah saya bilang ke anak saya kalau kami akan ber scavenger hunt cari tanda Love .

Saat itu kami di tengah2 jalan I64, saya belokin ke I80 buat dapetin tanda LOVE pertama. Lokasinya di resto lokal yang tutup…

Selesai foto2 kami lanjutkan ke LOVE berikutnya yang ternyata lokasinya di Natural Bridge State Park.

Setelah foto2, saya perhatikan..eh..koq orang2 pada pergi ke bawah gitu ya? Ada apa sih? Yuk lihat yuk? Saya ajaklah su bujang dan si guguk…

Ternyata ada trail, bagian dari Natural Bridge State Park. Ya sudah..yuk..kita jalani?! Kebetulan bareng kami ada grup orang2 dewasa. Jadi saya minta tag bareng mereka..karena hari sudah mau gelap..saya agak2 keder juga kalau cuma kami ber3.

Aiiih…keren loh ternyata! Gak nyesel deh ambil trail ini. Jadi trail yang kita jalani ini dibawah jembatan batu alami..yang diatasnya ya di lalui kendaraan2 sebagai bagian dari jalan lokal. Dan..ternyata trail berakhir di air terjun. Bonus kan!

Selesai hiking koq sudah gelap ya..ya sudah kami putuskan untuk bermalam di hotel Natural Bridge State Park. Rencananya ya besok pagi teruskan perjalanan pulang sambil cari tanda LOVE lagi

Jalan-Jalan Ultah 2021. Bagian 2 . Naik KA dan Arung Jeram

Hari Sabtu , 10 Juli 2021.

Saya sekeluarga sudah ditampung di rumah temen saya di Frederick, MD.

Hari ini kami mau jadi turns naik kereta api di Walkersville, MD.

Ngapain gitu naik KA? Ya karena kesenangan anak saya ya dan ternyata dari Frederick kemana2 jauh ih. Pengen ke Baltimore masih 1 jam an. Ke Pantai 3 jam an. Beli tahu minimal 1/2 jam nyetir. Saya yang sudah nyetir 8 jam an di jalan ya males ya…mau simpan kaki nginjek pedal gas buat perjalanan balik saja kan.

Kebetulan KA nya juga lagi yang bertema Jesse James..itu koboi jahat jaman wild wild west lah. Saya sudah pernah sik ber KA ria bertema perampokan. Tapi temen saya dan lakinya belum pernah.

KA mulai jam 11 pagi, saya sudah beli tiket online $14 per orang. Saya bawa anjing saya yang tampak bingung tapi girang pas di elus2 banyak orang. Dasar deh….

Anak saya dapet souvenir peluru kosong.

Selesai naik KA, saya sama temen saya ngaso bentar di downtown Frederick. Pusat kota Frederick ini tipikal pusat kota kecil di Amrik, toko2 lokal, dari mulai pernak pernik, coklat sampai restaurant yang punya teras terbuka. Saya sih demen ya strolling dan lihat2 pebisnis lokal. Seru aja!

Habis ngaso, kami berangkat ke Harper’s Ferry buat ber arung jeram, karena sudah pesan buat jam 430 pm. Selama di Amrik, saya lumayan sudah sering berarung jeram, terus terang masih lebih ok arung jeram di Indo, perasaan arusnya lebih mantep.

Anak saya seneng berarung jeram, apalagi kalau ada kesempatan buat nyebur. Di arung jeram kali ini, juga ada acara dimana peserta boleh nyebur . Jadilah si bujang nyemplung ke sungai.

Selesai berarung jeram, kami balik ke rumah teman saya. Sementara anak saya tidur, saya jalan lagi sama teman saya buat ditraktir makan ultah di bakar2 ala Korea

Widih..lokasinya jauh juga…tapi ..ih..enakkk loh. Sistemnya all you can eat gitu. Pengunjung bisa pilih mau BBQ saja atau BBQ dan hotpot. Berhubung saya sumuk..saya cuma pilih BBQ saja.

Pakai acara di nyanyiin lagu selamat ulang tahun pula sama staf resto…he…he..he..

Saya Suka Ali & Ratu-Ratu Queens

Hari Sabtu kemarin saya kongkow2 sama ibu2 Indonesia di Louisville. Biasa deh makan2 ala warteg Indo, ya terong pedes, tahu tempe, bumbu kacang, ikan asin, ayam goreng, ikan bumbu kuning…pokoke warteg abis dan enak.

Selesai makan, salah satu ibu yang sangat up to date dengan kekinian di Indo bilang..”Eh nonton Ali & Ratu- ratu Queens yuk?!”

Ya sudahlah kita semua rame2 nonton.

Jreng jreng Jreng…

Apa sik cerita film ini??

Saya terus terang rada2 skeptik karena kheki sama persepsi orang2 Indo dengan kita2 yang tinggal di Amrik yang lihatnya kita ini selalu hidup gak kekurangan dengan bule kita dan gaji dolar.

Film ini tentang anak bernama Ali, yang nyari ibunya yang pergi ke New York City, Amerikah saat Ali masih kecil untuk mengejar “impian”.

Disini masih agak klise ya dan stereotipe. Hijrah ke Amerikah adalah satu2nya jalan untuk memperbaiki hidup atau dengan hijrah ke Amerika hidup akan SELALU jadi lebih baik.

Saya lagi2 sempet gerah ya. Karena buat saya itu kasih persepsi/ide yang salah tentang hidup di Amrik.

Lokasi film ini ya di NYC ya..komplit dengan Times Square yang hingar bingar, China town, subway, penjual makanan gerobak yang memang ada di tiap sudut di NYC.

Saya yang kebetulan baru kunjungi NYC di tahun 2019, semua yang saya lihat di film ini masih segar banget di ingatan… (makasih ya Bon..dah ajak ke NYC buat ketemuan..kalo enggak, gak kesampean kaliiii).

Setengah film, saya mulai lebih berminat…

Karena ternyata cerita Ali & Ratu-Ratu Queens buat saya lebih real karena “berani” kasih lihat suka duka orang2 Indo yang berjuang untuk hidup di Amrik. Dibanding misalnya cuma kasih lihat kehidupan cewek Indo kawin sama bule en live happily in their castle. (uhuk..uhuk)

Jadilah di film ini dikasih lihat sekilas gimana ibu2 Indo di NYC kerja serabutan untuk memenuhi hidup mereka sehari-hari.

Gimana 4 ibu2 berumur tinggal bareng2 di satu apartemen di NYC dan belanja pakaian di toko whatever bukan cuma nenteng tas belanjaan dari Saks Fifth Avenue doang.

Film ini juga berani ngasih lihat cara pandang orang Indonesia yang sering kali lebih mentingin “gengsi, martabat, pamor di mata masyarakat, menutup-nutupi kenyataan (pahit) dibanding melihat sesuatu kondisi apa adanya.

Sepanjang film, saya sering kali harus nutup muka pakai bantal karena terharu, kebawa akting para pemain yang ciamik.

Saya jatuh cinta sama Nirina Zubir yang main sebagai Tante Party, ngakak waktu Ance dan Biyah throwing shade pas ngebahas rendang, gemes sama siluet Eva yang imut banget dan kagum sama karaketer Ali yang anak baik2 sekali.

Saya juga demen banget sama yang milihin kostum2 pemain. Sekali lagi ya…gak semata2 ngasih liat ibu Indo yang nenteng tas Dior dengan si bulenya…

Jadi teman2..nonton deh Ali & Ratu Ratu Queens.

Ada beberapa hal yang agak janggal ya..tapi secara keseluruhan saya suka banget sama film ini.

Buat pembaca di Amrik, cek Netflix ya!

https://www.netflix.com/us/title/81260949?s=a&trkid=13747225&t=cp&vlang=en&clip=81475843

Catatan :

Foto diambil dar IMB.

Jalan-Jalan : Ke French Lick, Indiana

Hadewhhhh…pandemi bikin saya “gatel” pengen keluar.  Masalah Covid-19, saya pribadi orangnya lebih relaks dibanding anak dan si bapak. Dalam arti, saya gak paranoid kalau ke tempat umum, tapi anak dan si bapak lebih milih buat gak ke tempat umum sebisa mungkin. Beberapa kali saya ajak pelisir, mereka berdua gak mau.

Saya kan ambil cuti akhir tahun, setelah maksa, akhirnya kami sepakat untuk jalan-jalan ke French Lick, Indiana dan nginap di West Baden Springs hotel.

Kami sebelumnya sudah sering mampir di hotel ini, tapi gak pernah nloginap. Dan kami jatuh cinta banget sama ini hotel ini. Jadi keputusan untuk menginap disini, boleh dibilang win-win lah.

Hotelnya hotel tua ya, tapi keren abis. Karena atriumnya itu atrium terbuka dengan kubah raksasa, yang pas jaman ini hotel dibangun, sekitar 1900, struktur seperti ini langka.

Atrium lobi hotel West Baden Springs

Yang bikin saya tambah senang, pas saya baca2 situs hotel, hotel ini ternyata pet friendly hotel. Jadi saya bisa bawa anjing saya !!

Kami berangkat hari Minggu, tanggal 27 Desember 2020.  sekitar jam 2 an. Perjalanan ke French Lick dari tempat tinggal kami itu kira2 1.5 hingga 2 jam an.

Sampai di lokasi, kami langsung bisa masuk kamar. Karena kami bawa anjing, kamar kami di lantai 2, yang memang khusus untuk tamu2 yang bawa binatang peliharaan mereka.

Jendela kamar kami dari lobi, itu anjingku lagi nyariin aku dari kamar

Dari hotel, anjing kami di beri mangkok air/makanan, treat dan kantong 💩.

Kunci kamar bergambar foto hotel

Hari ini, kami niatnya cuma leha2 dikamar dan nikmati alunan musik piano di lobi.

Senangnya dengerin alunan piano dan pergantian lampu di lobi

Untuk makan malam, kami makan di rumah makan, Ohana, pusat kota French Lick. Karena masih suasana Natal, baik di kota maupun di hotel banyak hiasan lampu2.

Pas balik, si anak laper lagi, jadilah kami pesan makanan dari room service, sup bawang dan coklat brownie.

Supnya enak, brownie nya juga enak, gak terlalu manis -saya makan tanpa frosting.

O iya, kamar kami menghadap ke atrium,  jadi kami bisa lihat atrium kapan saya, bahkan bisa nikmati alunan musik dari pemain piano di lobi.

Hari Senin, 28 Desember 2020

Setelah mandi, kami pesan makanan dari resto di lobi hotel. Karena kami bawa anjing, kami tidak bisa duduk makan di tempat yang disediakan resto, tapi bisa makan di tempat duduk yang tersebar di lobi.

Semalam kami putuskan, kalau hari ini kami akan lihat stables di belakang hotel dan akan hiking ke Hemlock Cliffs.

Saya sebenarnya pengen banget horse back riding ya ($45 per orang. 45 menit), cuma anak saya gak mau..ya sudahlah..jadi kami cuma lihat2 kuda saja.

Sebelum ke lokasi hiking, kami sempatkan mampir ke French Lick Wine Distillery .  Karena gak niat2 amat, saya iseng wine tasting , saya pilih $4 buat icip 5 jenis minuman anggur.

Saya sudah pernah wine tasting sebelumnya, jadi agak2 ngeh gitu. Saya bilang kalau saya senangnya minuman anggur yang “manis”. Waktu dikasih daftar minumannya, si mbak kasih tahu mana kira2 yang saya suka.

Dari 30 jenis minuman anggur di daftar saya pilih: French Tickle, Pretty in Pink, French Lick Red, Blueberry dan Mon Cheri.

Tapi sama bartendernya, saya dikasih tambahan 2 :Moscato dan Tropical Frost.

Ternyata,  saya suka sama French Tickle , anggur dari jenis anggur Catawba dan berkarbon, alias fizzy dan Blueberry, anggur dengan rasa blueberry….

jadilah beli making satu botol. Mahal juga ih. Ya gpp lah, sekali setahun….

Hasil icip2 minuman anggur

Setelah icip2, kami menuju ke Hemlock Cliffs. Dari app All Trails, trail yang saya pilih ini dikategorikan cocok buat anak2, boleh bawa anjing, ada air terjun dan jaraknya cuma 1.2 mil.

Hasilnya?! Ini boleh dibilang salah satu trail favorit saya! Gak terlalu terjal, meskipun ada beberapa bagian trail  yang kami harus ekstra hati2 , biar gak jatuh, gak terlalu berbatu atau berlumpur. Banyak tebing2 unik yang kita bisa explorasi.

Selesai hiking, kami balik ke hotel.

Leha2 lagi di lobi sama anak saya…

Selasa, 29 Desember 2020.

Hari ini kami check out ya. Nah, saya pikir, masa sik, sudah nginap di hotel yang pet friendly yang bahkan ada menu makanan khusus buat si anjing, saya gak pesan? Jadilah saya pesan daging gulung ala Mosses (Mosses Meatloaf) untuk sarapan anjing saya di hari terakhir kami disini.

Anjingku makan dengan rakusnya

Setelah check out, kami mampir di indoor go karting. Sebelumnya kami sudah pernah main gokart di sini, dan anak saya selalu suka. Jadi ya mumpung disini, kami sempatkan main.

Selesai main go-kart, kami lanjutkan ke Wilsten drive thru safari . Sayangnya saya tidak bisa ikut, karena mereka tidak memperbolehkan anjing selama di DT.

Nah..pas saya dan anjing saya nunggu si anak dan bapak ber DT, kami nongkrong depan kandang kanguru. Lucu banget sih kanguru ini, saya pikir.

Selfie sama kanguru dari luar kandang

Pas si anak dan bapak balik dari DT ria, saya bilang kalau saya mau ‘main’ dengan kanguru dan kasih makan jerapah.

Untuk main dengan kanguru, pengunjung cukup bayar $7.50. Di kandang kanguru, selain kanguru, ada Llama Hiram bernama Pacman, 2 rusa, satu laki namanya Guy dan satu cewek, Naomi. Dan ternyata si Guy ini asalnya dari Indonesia!

Si Guy ini anteng banget, gak keberatan di elus2. Kalau si Pacman jahil. Sementara kanguru2 yang bersliweran, ada satu, Sydney yang memang demen dielus2.

Jadilah saya selfie an dong sama Sydney dan Guy…

Buat kasih makan jerapah, pengunjung tinggal beli wortel $2. Saya tadinya gak yakin bakal bisa kasih makan si jerapah, habis saya berasa pendek banget. Tapi ternyata si jerapah bisa nyamperin wortel di tangan saya tanpa masalah…🤩

Setelah wortel ditangan habis, kami kembali ke Louisville, KY.

Meskipun singkat, kami cukup senang dengan pelisiran pendek kami kali ini.

Covid-19 jelas membuat banyak hal2 yang berubah ya. Contoh : kamar kami tidak di bersihkan setiap harinya. Kalau minta ganti handuk, sampo, sabun, botol air, tamu harus minta. Hotel hanya untuk tamu hotel (sebelum Covid-19, bukan tamu hotel boleh masuk). Pas masuk ke area hotel, temperatur kami dicek, nama kami di lihat di daftar kamar mereka, lalu kami diberikan gelang kertas untuk keluar masuk hotel. Gelang kertas ini harus diganti setiap harinya. Masker jelas harus dipakai selama tamu2 wara wiri di ruang umum. Masuk lift, disarankan satu grup. Ribet ya?

Memang sik..tapi kebanyakan tamu2 mentaati aturan koq. Jadi ya saya pribadi gak terlalu khawatir.

Teman2 ada yang pelisir saat Covid-19?

Bermesraan dengan Guy, rusa dari Indonesia

Selingan Ringan: Makan Martabak Yuk!

Sebagai orang Indonesia kebanyakan, satu hal yang saya paling kangeni dari tanah air adalah makanan.

Sudah 15 tahun di Indonesia, saya tetep lebih milih makan siomay di banding cheese poppers, martabak terang bulan dibanding crepes.

Saya juga orangnya tidak hobi masak, jadi masalah kangen sama makanan Indonesia itu lebih dalem lagi.

Salah satu jajanan Indo yang saya kangen adalah martabak manis. Dulu pas di Indo saya lumayan sering beli dari abang2 yang dijualan di sekitar tempat saya tinggal.

Beda dengan martabak asin yang saya sudah PD bikin sendiri, martabak manis saya gak berani buatnya….

Disamping itu juga saya perhatikan, beberapa kali saya icip2 martabak manis homemade, rasanya kurang pas buat saya. Entah itu ketebelan, atau menteganya gak berasa, atau rasa tepungnya terlalu dominan.

Tapi kemarin itu..sakkkkiing pengennya saya nekat nyoba bikin dong. Iih…dua kali gagal. Keki banget rasanya.

Pertama kayaknya salah komposisi tepung, percobaan kedua, matangnya koq gak rata sik??

Setelah gagal dua kali, saya tanya ke teman saya yang hobi masak. Kata dia komposis tepung, tipe kompor, udara tempat kita tinggal berpengaruh…haaaalaahh..mau repot ya?!!

Manyun lah saya. Ternyata susah yaaaaa…(dan memang ya saya paling sebel bikin penganan yang bahannya tepung)

Nah, gak sengaja dengar ada toko khusus jualan martabak di Philadelphia, PA. Denger2 sik enak…cuma belum sempat2 juga ke sana.🙄

Nama warungnya MartabakOK. Pas liat di Google, kayaknya oke banget memang.

Setelah ngobrol sama teman yang juga hobi makan, ternyata MartabakOK terima pesanan untuk kirim ke seantero Amrik.

Ya sudahlah saya akhirnya menyerah. Sekitar dua minggu lalu, saya hubungi MartabakOK lewat WhatsApp. (pakai nomor telpon di bawah ini ya)

Responnya cepet lagi! Saya bilang saya lagi mikir2 mau pesan. Dikirimlah menu ke saya.

Biar gak usah bayar ongkir, saya pesan 4 loyang:

Setelah MartabakOK terima pesanan saya, mereka kirim tagihan yang jelas rinciannya. Saya lalu bayar via Zel.

Dasar saya pembeli yang bawel, saya minta kotak martabak dimasukkan ke paket juga. (Soalnya saya lihat, kotak mereka koq lucu gitu)

Pembayaran beres, beberapa hari kemudian saya di kirimkan foto nomor pengiriman paket.

Wuahhh..senangnya hati waktu lihat kalau paket on the way

Hari ini pas saya kebetulan keluar rumah, voila ada paket di kotak pos saya! Gak sabaran dong..saya langsung buka..mana juga pas sampai pas waktunya saya break dari tempat kerja.

Masing2 loyang dibungkus dalam plastik kedap udara, yang saya langsung masukkan ke freezer.

Saya cuma buka martabak manis komplit dan martabak asinnya.

Coba lihat …alangkah sedapnya penampilan si martabak?!!

Martabak Manis Coklat, Kacang, Keju

Martabak asinnya juga bolehlah…

Si martabak manis cukup dipanaskan di microwave selama 1-2 menit.

Waduh….enaaaaakkk banget! Menteganya berasa (jarum timbangan langsung goyang2), coklatnya, kejunya!!

Kalau martabak asinnya, saya tidak panaskan, karena saya malah senang makan kalau dingin. O iya, martabak asinnya ada 2 jenis saus. Kalau saya bilang, sausnya kurang pedas dan kurang cuko istilahnya, tapi si bule suka.

Jadi masa karantina terasa sedikit lebih manis (dan gembul) dengan adanya persediaan martabak di kulkas

Kalau ada teman2 yang seperti saya, doyan martabak manis tapi ogah masak, pesen deh ke MartabakOK. Dijamin gak nyesel!

Sebagai imigran, nemu yang kayak gini saya bersyukur banget! Bisa menikmati makanan Indo tanpa mudik!

(tulisan ini bukan promosi loh, cuma murni saking senengnya saya sama pelayanan dan produk martabak dari MartabakOK )