kentucky

Selamat Idul Fitri

Hari ini, tanggal 10 April 2024, di Amerika, rekan2 yang muslim merayakan hari Idul Fitri.

Seru gak? Ya gak seseru di Indonesia pastinya.

Di Amrik boleh dibilang orang muslim itu minoritas ya. Apalagi kalau tinggal di kota kecil , lebih berasa lagi sepinya.

Meskipun di banyak kota2 di Amrik, sudah banyak bisa kita temukan mesjid2, tapi ya gak seperti di Indonesia pastinya.

Kalau di kota Louisville, masyarakat muslim lumayan banyak sik, di daerah saya tinggal saja ada 2 mesjid yang lumayan besar.  Kalau gak salah ada 12 mesjid total di kota Louisville,KY.

Biasanya kalau buat shalat Eid, dilakukan di hotel atau di balai sidang di pusat kota.

Teman2 yang muslim disini seperti halnya di Indo ada yang bikin acara open house di rumah , undang teman2 sesama muslim lainnya.

Makanan pun komplit loh, seperti di Indonesia.  Ada lontong, ada sayur   santan, opor ayam, sambal ati ampla. Seru lah.

Belum lagi kue2 keringnya. Nastar? Ada dong?! Kue keju. Sip. Kue Putri Salju.

Berlebaran di Amrik itu tertolong banget sama teman2 yang mau repot buat mengkreasikan suasana lebaran.

Di Louisville pun sama. Rata2 teman2 Indonesia yang tinggal disini dan merayakan Idul Fitri pintar masak dan memang mereka mau repot2 membuat makanan dan cemilan dari scratch.

Heboh nya gak kalah lah.

Saya sendiri gak doyan masak dan gak demen royo-royo. Gak cuma Idul Fitri loh, Natal, Tahun Baru saya  gak into banget. Dari jaman masih tinggal di Indo sampai tinggal disini.

Kalau diundang ya Alhamdulillah. Gak diundang ya Alhamdulillah juga

Saya perhatikan, jaman sekarang ucapan Idul Fitri lebih beragam ya. Kalau dulu cuma Minal Aidin Wal Faizin sekarang bisa macam2.  Dan gak salah juga sik, pemahaman makna Idul Fitri bisa bamget berbeda2 untuk masing2 individu

Teman2 tahu gak kalau cuma di Indonesia loh tradisi memaafkan di hari Idul Firi. Di kalangan masyarakat muslim beda negara gak ada tradisi maaf2 an.

Coba deh Google ucapan selamat Idul Fitri vs 50 Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 2024 dalam Bahasa Inggris

Saya pribadi lebih cocok dengan versi non Indonesia.  Bukannya blagu loh ya…menurut saya lebih realistis saja dan lebih klop dengan pengertian saya akan makna Idul Fitri..

Saya satu favorit saya adalah

Eid Mubarak!

May this special day bring peace, happiness, and prosperity to everyone.

Selamat Hari Raya! Semoga hari spesial ini membawa kedamaian, kebahagiaan, dan kemakmuran untuk semua orang

Buat saya hari Idul Fitri (ataupun hari festive lainnya) buat berbagi kesenangan sama SEMUA ORANG, bukan cuma muslim saja sik…

Happy Eid Peeps!

Jangan lupa berbagi kebahagiaan, kemakmuran kepada semua.

Salam cinta dari saya

Penulis yang dibesarkan secara Islam

Ke Taman Pemakaman Cave Hill

Semalam gak sengaja lihat ada postingan IG, kalau taman pemakaman lokal Cave Hill ada perayaan 175 tahun hari Minggu, 23 Julu 2023.

Saya sudah lama pengen ke TP Cave Hill ini karena disini dimakamkan petinju kesohor, Muhammad Ali dan beberapa tokoh sejarah lainnya.

Selain itu juga TP Cave Hill ini boleh dibilang TP tersohor lah, kalau di Jakarta mungkin seperti TP Kalibata?

Jadilah hari ini saya dan teman saya berkunjung ke TP Cave Hill.

Selain taman pemakaman, Cave Hill juga arboretum dimana banyak pohon2 yang menarik di lokasi seperti Ginko Biloba.

Di lokasi, karena acara 175 tahun TP ini, ada tur yang pengunjung bisa ambil. Tapi kita pilih jalan kaki saja

Makam pertama yang kita kunjungi adalah makam Muhammad Ali. Petinju terkenal ini memang kelahiran Louisville (baca https://en.m.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Ali)

Bandara Udara Louisville pun sekarang namanya di beri nama Muhammad Ali.

Saya ingat waktu beliau meninggal dan akan dikuburkan tahun 2016…wuih…banyak penduduk yang datang menghantar beliau ke tempat peristirahatan terakhir.

Makam Ali ada di bagian P, melewati danau tempat tabur abu (Twin Lakes Overlook & Scattering Garden)

Lokasi Makam Ali

Dari situ, kita jalan lagi ke kuburan George Rogers Clark, beliau adalah salah satu jendral dari tim ekspedisi Lewis & Clark yang menjelajah dunia “barat”.

Dari situ, kita balik ke mobil buat melanjutkan melihat2 TP gak pake kepanasan plus keringetan dan juga ke makamnya Colonel Sanders. Tahu dong teman2 siapa Colonel Sanders, empunya Kentucky Fried Chicken.

TP Cave Hill ini karena sudah berumur, 175 tahun! lumayan rimbun, saya sempat ngaso di bawah pohon rindang.

Waktu saya di Jakarta, saya cuma pernah datang ke TP Karet, TP Pahlawan Kalibata dan TP Pondok Rangon. Dan semuanya di bagian pemakaman Islam gitu. Jadi saya tahunya penataan kuburan cara Islam ya, yang notabene gak pakai nisan atau monumen besar2.

Di TP Cave Hill ini ya banyak monumen , patung2, tanda salib dimana2. Ada sik beberapa seksi yang nisannya seragam gitu dan gak gede2 amat.

Memang kalau saya perhatikan tempat pemakaman ala barat lebih monumental? Beda vibe gitu.

Selain foto2 saya disini, teman2 juga bisa Google Cave Hill cemetery untuk bisa lihat2 foto2 lebih banyak.

Terima kasih ya sudah dibaca tulisanku!

Sampai lain kali!

Jalan-Jalan Ke Kebun Bunga Matahari

Setelah beberapa kali lihat foto teman2 di IG bergaya di kebun bunga matahari, hari Minggu tanggal 8 Agustus 3021, saya kesampaian ngeceng di kebum bunga matahari.

Seperti di Indo, di Amrik, yang namanya mengunjungi kebun (dan memetik buah sendiri) atau peternakan itu juga aktifitas wisata. Kalau di Indo, saya sempat ke perkebunan apel di Malang dan metik apel sendiri, di Amrik selain kebun buah2an seperti blueberries, strawberries, apel, pumpkin, kita juga bisa ke kebun bunga2 an, yang paling banyak itu adalah kebun bunga matahari dan lavender.

Di sekitar tempat saya tinggal yang pasti memang saya tahu kebun2 yang saya sebutkan diatas. Saya sendiri sudah pernah metik blueberries dan strawberries di Huber Farms, ambil pumpkin di IN.

Kalau kebun bunga matahari ya baru kali ini. Tahun2 sebelumnya saya telat melulu, si kebun sudah keburu tutup karena memang aktifitas2 seperti ini sifatnya musiman banget.

Makanya pas saya nemu artikel di FB tentang Country Pumpkin masih buka kunjungan ke kebun bunga matahari mereka dan ada buat hari Minggu jam 7:30 PM, ya saya langsung beli tiketnya.

Tiket buat ke kebun bunga matahari ini $8 per orang, kalau pengunjung mau petik bunga, ada tambahan $3.00 untuk 3 bunga matahari atau $6 untuk 6 bunga matahari

Saya pilih petik 3.

Lokasi pertanian ini lumayan jauh sik, sekitar 1.5 jam.

Sampai di lokasi, pengunjung naik gerbong di tarik traktor, duduk di tumpukan jerami, hay rides istilahnya untuk pergi ke area kebun matahari nya.

Sesampai kita di kebun matahari, pengunjung boleh jalan2 dan foto2 selama 1 jam an sebelum balik ke rumah utama.

Di kebun ini, pengelola sengaja meletakkan ornamen2 tersebar di beberapa titik di kebun untuk pengunjung berfoto ria. Ada bangku raksasa, ada piano, ada bingkai, ada rumah kecil, kedai dan gerobak.

Saya yang meskipun kurang bisa bergaya plus gak ada yang motretin juga, sempetin lah motret sana sini.

Secara umum, saya pilih aktifitas seperti ini karena buat saya gak selalu di tiap negara bagian loh kita bisa mengunjungi kebun bunga matahari.

Juga biar ada acara keluar rumah, nikmati alam gitu. Lagian lihat bunga2 begini buat saya juga bikin hati sumringah.

Festival Derby 2

Masih bagian dari keriaan Kentucky Derby Festival, hari Sabtu tanggal 18 April 2018, saya diajak teman untuk nonton air show dan kembang api, kebetulan dia punya tiket extra…asikkk..rejeki nomplok!

Acara ini biasa disebut dengan Thunder Over Louisville.

Jam 2 saya dan anak di jemput teman saya dan suaminya, kita langsung cabut ke pusat kota dengan berbekal kursi lipat dan selimut.

Sampai di pusat kota, setelah parkir kami berempat berjalan kaki sekitar 4 blok ke lokasi Belvedere yang sudah dipesan khusus untuk pemegang tiket dari perusahaan ini.

Sampai di Belvedere, Kami diberi gelang untuk keluar masuk dan beberapa glowing sticks.

Setelah mengetek tempat menonton, Kami pergi ke lokasi makan yang juga disediakan dari perusahaan. Makanan ringan seperti hotdog, nachos, cotton candy, ice cream, soda, botol air mengalir tidak henti-henti.

Jam 3, air show dimulai, jam 4 pengunjung boleh mulai makan malam.

Acara kembang api dimulai setelah matahari terbenam, dan pengunjung mulai keluarkan glowing stick mereka

Sekitar jam 10, acara selesai.

Saya sendiri baru kali ini nonton acara Thunder Over Louisville dari awal hingga akhir.

Seru? Pasti. Yang jelas tahun ini, cuaca sangat mendukung, matahari bersinar cerah, tapi tidak kepanasan.

Cuma ni…pas pulangnya..haduh..mandeq dimana-mana.

Kami terjebak di kemacetan tidak kurang dari 2 jam, 1 jamnya habis di gedung garasi!!!

Mungkin besok-besok mending parkir jauhan kali yaaaa…….tapi harus rela jalan jauhan juga!😁

Icip-icip : Rumah Makan Indonesia di Lexington

Sebagai imigran, bisa dipastikan salah satu ngidamnya kita itu adalah nemu rumah makan ala negara kita. Benar tidak?

Dari sejak pindah, saya selalu ngincer yang namanya warung makan indo. Seingat saya, kita pernah makan di Seattle, Washington, di San Franscisco, California , Plano, Texas, Columbus, Ohio, Madison, Wisconsin.

Sejak pindah ke Kentucky, saya baru sekali makan di warung makan Indo, yaitu pas jalan-jalan ke Madison, Wisconsin. Dengar-dengar ada warung makan Indo di Greenburg, Indiana, Mayasari Indonesian Grill namanya, tapi koq jauh yak? kudu niat suniat kalo mau mampir ke situ deh..(maksudnya menginap di hotel gitu..). Yah…repots juga ya…jadilah kami belum mampir ke warung makan Indo lagi…

Nah, Sekitar bulan Juli lalu pas lagi rumpi-rumpi dengan ibu-ibu Indonesia di sini, dengar kabar kalau ada keluarga Indonesia di Lexington yang akan buka ‘warung makan’ Indonesia….wuuiiiih  langsung deh hati berdebar-debar!

Akhirnya ada rumah makan Indo yang lumayan dekat kampung ni!!

 

Jadilah hari ini kami pergi ke Lexington khusus buat icip-icip si warung makan yang buka di bulan Agustus 2017 lalu.

Nama rumah makannya itu Utomo Kitchen, alamatnya di 3334 Clays Mills Road, Lexington Kentucky.

tiff infomation

Dari jauh-jauh hari saya sudah bolak balik baca menu…ha…ha….ha..jadi pas sampai di tempat , sudah tahu mau pesan apa.

Si kecil pesan nasi goreng ayam, saya pesan ayam goreng Indo dan nasi putih, plus semangkok mie bakso (rakus!!), misua tadinya mau pesan Bistik Solo, tapi habis, jadi ya saya pesan Meat Loaf saja, karena itu tipe makanan yang dia suka yang saya ogah bikin…kik..kik..ki

Ketemu sama Mas Utomo dan Mbak Yuni pemilik warung makannya. Senang karena masakannya cepat jadi, kami tidak menunggu lama.  Sambil menunggu pesanan makanan kami disajikan sushi.

Pesanan pertama yang datang itu mie bakso, komplit pakai pangsit. Lalu ayam goreng saya dan terakhir meat loaf si bule.

 

Porsinya lumayan besar ya, yang ada kita minta bungkus buat dibawa pulang.

Terus terang saya selalu salut dengan rekan-rekan Indonesia yang berwiraswasta seperti Mas Utomo dan Mbak Yuni di Lexy, atau Bapak Mochammad Sjachrani pemilik ‘Bandung Indonesian Restaurant, Mbak Enny Pickett pemilik rumah makan Java Warung di Madison dan teman-teman Indonesia lainnya.

Acung jempol deh untuk mereka! dan terima kasih banget sudah bersusah-susah masak masakan Indonesia sehingga kita-kita, para imigran bisa melepas rindu masakan kampung di Amrik! Iya gak??!!

Buat teman-teman di Kentucky, sok atuh mampir di warung makan Mas Utomo dan Mbak Yuni!

 

 

 

 

 

 

Icip -Icip Truk Makanan

Sekitar pertengahan bulan Maret lalu, saya pindah posisi di perusahaan. Dari bekerja di kantor cabang, saya pilih bekerja di operasional.

Salah satu konsekuensi dari pergantian posisi adalah saya sekarang balik kerja ‘kantoran’ alias kerja di gedung tinggi di pusat kota Louisville, Kentucky.

Kerja kantoran bukan hal yang baru buat saya. Jaman waktu saya masih muda belia di Indonesia, saya selalu kerja di perusahaan yang kantornya berlokasi di pusat kota Jakarta (kawasan segitiga emas istilahnya).

Dulu itu yang mananya kerja di ‘segitiga emas’ artinya makan siang bareng-bareng di Amigos (agak minggir got sedikit) atau kalau setelah gajian, lumayan sanggup makan di food court – atau kantin lah di gedung tempat bekerja.

Di Amrik gimana dong? ada gitu amigos?

Ha!

The closest thing to Amigos is……………food truck!

Yup. Truk makanan boleh dibilang ya makanan kaki limanya Amrik.

Saya belum ngeh tentang truk makanan di hari pertama saya kerja di kantor – maklum, stres karena baru pindah kan.

Baru hari kedua saya perhatikan dari jendela…eh…ada truk makanan parkir!

Nah sejak itu saya sibuk memperhatikan berbagai jenis truk makanan yang parkir disisi gedung saya.

Wuidih…tiap hari truk makanan yang parkir di gedung saya itu selalu berbeda. Minimal ada 2 truk makanan yang ngetem, paling banyak 3.

Si truk makanan ini biasanya ngetem di gedung-gedung yang banyak penyewanya lah – termasuk gedung tempat saya kerja. Intinya si truk ini selalu wara wiri, pindah tempat dari hari yang satu ke hari yang lain. Kalau kamu mau cari truk makanan tertentu, kamu bisa cari dimanan si truk ngendon hari itu lewat app “Where the food trucks at

Jenis-jenis makanan yang disajikan di truk makanan ini juga berbeda-beda. Ini yang pernah saya lihat mampir di gedung saya:

  1. Dakshin – makanan India
  2. Travelling Kitchen – taco Korea
  3. Boss Hogs BBQ – apapun panggang – babi, sapi, ayam
  4. Boo Boo Smoke Shack – idem
  5. LouSushi – sushi lah!
  6. Germany#1Food – sandwich Jerman katanya
  7. Black Rock Grille- hamburger
  8. Smok’N Cantina – taco Mexico
  9. Asian Modern Nomad – masakan Asia (mi goreng, nasi goreng gitu deh)

img_2017-03-21_20-45-33.jpg

wp-1491607196876.jpg

Yang saya sudah pernah cicipi itu Dakshin dan Travelling Kitchen.

Dakhsin sendiri ada restorannya di kota Louisville, tapi koq makanan dari truknya agak mengecewakan yak…hambar gitu..cuma pedas doang.

Hari ini saya nyoba Travelling Kitchen lumayan oke, konon taco bulgoginya yang beken, cuma karena saya minggu itu sudah makan bulgogi, jadi saya pesan taco ikan..lumayan! (cuma kurang nasi!! ha…ha..ha..perut Indonesia susah di’tenangkan’ cuma pakai taco)

 

0407171227.jpg

Pengennya sih saya coba semua makanan dari truk makanan yang berbeda-beda ya….cuma kantong ini gak kuat euy! Rata-rata harga makanannya $10, kalo setiap hari makan , habis $50! hi..hi..hi..mending buat beli baju atau sepatu deh! ha..ha….ha..

Mungkin nantinya saya berhasil nyoba semua truk makanan, tapi satu minggu sekali saja ya….;-)

O iya…yang enak ni ya…di pusat kota di Amrik banyak ruangan terbuka yang memang sengaja dibuat untuk pekerja-pekerja kantoran untuk ngaso,  baik untuk istirahat ataupun ya makan.  Di gedung saya, juga disediakan ruangan terbuka, cuma berhubung cuaca masih dingin dan berangin, tidak banyak pekerja yang memanfaatkan ruangan terbuka ini.

Ini saya foto dari lantai enam, tempat saya bekerja, kebetulan shrubnya lagi pas berbunga..cantik ya!

0407171316b.jpg

 

 

 

 

 

 

Napak Tilas Abraham Lincoln

Sebelum saya hijrah ke Amrik, saya sudah tahu sedikit tentang Abraham Lincoln. Terus terang beliau adalah salah satu tokoh Amerika yang saya kagumi ; dimata saya Lincoln adalah seorang pekerja keras, jujur dan percaya akan kesamaan hak antar warga negara.

Nah, waktu saya pindah ke Kentucky, baru ngeh kalau di negara bagian inilah tokoh yang saya kagumi lahir.

Setelah di awal bulan Maret 2017 kami jalan-jalan ke DC, sempat mengunjungi teater tempat Lincoln ditembak, kami pikir-pikir kenapa tidak sekalian melengkapi jejak Lincoln di kota Springfield, Illinois?

Jadilah liburan sekolah (Spring break) si kecil kali ini, kami pilih untuk mampir di Springfield, Illinois untuk melengkapi napak tilas Mr. Lincoln.

Dengan komplitnya kunjungan kami ke Springfield, kami boleh dibilang sudah napak tilas Mr. Lincoln sejak beliau lahir, hingga beliau dikebumikan.

Kalau teman-teman tertarik, ini tempat-tempat yang kami kunjungi yang berkaitan dengan Mr. Lincoln :

  • Lincoln di Kentucky

Lincoln lahir di Knob Creek, negara bagian Kentucky. Beliau lahir di kabin kayu (log home) – kabin dalam arti, ya tempat tidur, ya dapur, ya makan di satu ruangan! Gile ya….dari kabin sekecil itu lahir tokoh yang dikagumi di sejarah Amerika!

Lincoln_birthplace

Informasi lebih lanjut bisa dibaca di situ Lincoln BirthPlace

  • Lincoln di Indiana

Dari Kentucky, Lincoln sekeluarga hijrah ke Indiana, yang sekarang di kenal dengan nama Lincoln City. Disini kamu bisa lihat prototipe rumah yang dibangun ayah Lincoln dan bagaimana mereka hidup sehari-hari dijamannya.

Untuk keterangan lebih lanjut bisa dibaca di situs Lincoln Boyhood National Park.

  • Lincoln di Illinois

Setelah Lincoln dewasa, beliau hijrah seorang diri ke negara bagian Illinois. Pertama-tama beliau menetap di New Salem, di New Salem, Lincoln boleh dibilang bekerja serabutan ini itu, dari menjadi surveyor tanah, toko kelontong, tukang kayu dan banyak lagi. Disini Lincoln sempat terjerat hutang cukup besar, yang membuat beliau hijrah lagi ke Springfiled untuk mencari peruntungan baru.

Di Springfield inilah hidup sebagian besar hidup Lincoln dihabiskan (beliau tinggal di Springfield selama 25 tahun).  Disinilah Lincoln memulai karirnya sebagai pengacara, anggota senat, menikah,  mempunyai anak, kehilangan anak dan hingga akhirnya terpilih menjadi presiden Amerika ke 16.

Untuk masuk ke rumah Lincoln, tidak dikenakan biaya – karena memang permintaan anak Lincoln waktu dia memberikan rumah ini ke negara bagian Illinois – tapi kita tidak boleh masuk sendiri, harus dengan pemandu tur, jadi pengunjung harus ambil tiket masuk.

Tur selalu ada setiap 5 menit, jadi pengunjung tidak harus menunggu lama-lama. Sambil menunggu giliran, pengunjung bisa menonton video tentang Lincoln selama 20 menit .

Rumah Lincoln sendiri tidak terlalu besar, 2 tingkat dengan 4 kamar tidur : kamar tidur Lincoln, kamar tidur Mary (istri Lincoln) berbagi dengan 2 anak Lincoln yang kedua dan ketiga kamar tidur Robert – anak pertama Lincoln dan kamar tidur pembantu keluarga mereka (hired girl). Lincoln memperbesar rumah ini sejalan dengan karirnya sebagai pengacara yang menanjak.

Rumah ini boleh dibilang saksi bisu suka duka yang di alami Lincoln, dari mulai dia baru meniti karirnya sebagai pengacara, kalah di pemilihan senat, kehilangan anaknya hingga terpilih jadi presiden Amerika ke 16.

CollageoutsidehouseCollageinsidehouse

Beberapa bagian dari rumah Lincoln masih asli dan bukan replika, karena itu pengunjung tidak bisa masuk ke ruangan masing-masing, melainkan hanya melihat dari pintu masuk dari tiap ruangan saja.

Pengunjung harus berjalan di karpet biru dan dilarang keras melintas karpet biru ataupun menggapai ke perabotan, kalau ada yang bandel, alarm akan berbunyi dan pengunjung di minta keluar dari rumah.

Di tengah kota Springfield, kamu juga bisa lihat kantor Lincoln saat jadi pengacara ; Lincoln – Herndon. Boleh dibilang seantero kota Springfield, kamu akan lihat banyak ini itu serba Lincoln, patung, perpustakaan, hiasan kota, semuanya memakai gambar Lincoln.

Collage 2017-04-04 22_00_42

Dari rumah Lincoln, kami pergi ke makam Lincoln di 1441 Monument Ave, Springfield, IL 62702.

Collage 2017-04-04 20_45_09

Disini semua keluarga Lincoln, kecuali anak pertamanya, dikebumikan.

Collage 2017-04-04 20_46_20

PANO_20170404_204338

Terus terang sejarah Lincoln boleh dibilang tragis, selain beliau sendiri dibunuh saat menjabat presiden, ibunya meninggal waktu Lincoln masih kecil dan 3 anak-anak Lincoln meninggal saat mereka masih muda.

  • Lincoln di Washington DC

Lincoln menjabat presiden selama 4 tahun dan 1 bulan. Disini juga, di teater Ford, tempat dimana Lincoln ditembak oleh John Wilkes Booth.

Sebagai presiden, Lincoln memikul tugas yang sangat berat : menyatukan kembali Amerika Serikat – karena perbudakan, beberapa negara bagian sempat memilih melepaskan diri dari union – ini bahkan terjadi sebelum Abe dilantik jadi presiden.
Bayangkan saja, belum juga beliau resmi, keadaan negara yang akan dipimpin ‘sudah’ tidak bersatu lagi!

Di masa kepresidenan Lincoln jugalah perang sipil (Civil War) terjadi.

Di DC, ada 3 tempat utama yang kudu dikunjungi yang berkaitan dengan mendiang Lincoln : Monumen Lincoln, Teater Ford dan Rumah Peterson – rumah dimana Lincoln sempat dirawat dan menghembuskan nafas terakhirnya setelah penembakan di teater.

Monumen Lincoln kamu bisa kunjungi di malam hari, karena monumen terbuka dan tidak diperlukan tiket untuk masuk. Teater Ford dan rumah Peterson, harus dikunjungi di siang hari, karena terbatas waktu kunjungannya.

 

 

Jalan-Jalan : Air Terjun & Danau Cumberland

pano_20170219_104320

Minggu, 19 Februari 2017.

Sambil sarapan di rumah makan di hotel, kami lihat-lihat mau kemana lagi hari ini….Tadinya mau ke Cumberland Gap, tapi koq balik ke Louisvillenya jauh ya? 3 jam-an…ya sudah jadi diputuskan kami akan ke danau Cumberland saja setelah nengok air terjun Cumberland.

Resto di hotel ini sebetulnya saya kurang demen sama makanannya…tapi pemandangannya okeh banget…dan juga praktis saja sih..sarapan di hotel…ini pemandangan kami selama makan pagi :

tiff infomation

Selesai makan, kami mulai jalan ke air terjun. Jarak dari tempat menginap ke air terjun, tidak jauh, cuma 0.75 mil, total 1.5 mil bolak balik. Trailnya tidak sulit, cuma menuju ke air terjun jalan nya menurun, pas balik ke tempat parkir…banyak tanjakan deh..lumayan ngos-ngosan…he…he..he

Kami sudah pernah ke air terjun Cumberland sebelumnya, di akhir musim panas tahun 2012. Saat itu, kami mah niat liburan, dan memang kami tinggal lebih lama dan berkemping ria. Ini foto kami waktu pertama kali ke air terjun Cumberland.

cumberland12_collage

Air terjun Cumberland  ini air terjun terbesar di Kentucky, karena ukurannya, air terjun Cumberland diberi nama  Niagara of the South. Di tahun 2012, kami juga pergi ke lokasi air terjun lainnya di sekitar lokasi Cumberland, tapi baru kali ini kami menginap dan menggunakan trail dari hotel untuk ke air terjun.

Cuaca hari ini bagus banget, cerah dan tidak banyak angin… Tidak terlalu banyak pengunjung di lokasi air terjun, mungkin karena bukan musim turis ya. Lokasi air terjun juga banyak yang di tutup, sepertinya ada limpahan air besar sehingga pemerintah kudu memperbaiki ini dan itu di lokasi.

Untung juga kami sudah pernah kunjungi air terjun ini pas musim panas, karena lebih banyak yang bisa dilakoni, kalau berkunjung pas akhir musim dingin seperti sekarang, pengunjung cuma bisa lihat air terjun saja.

Dari lokasi ini, kami mampir ke danau Cumberland, lokasinya sekitar 1.5 jam ke arah barat.  Danau Cumberland seru buat mereka yang suka boating , karena ya luas dan ada marinanya. Di sini kami makan siang di tempat piknik – enaknya ya di taman-taman nasional di seantero Amrik, boleh dibilang selalu ada meja piknik, yang memang disediakan untuk pengunjung memasak sendiri untuk makan mereka tanpa harus mampir ke rumah makan yang harganya tidak murah.

pano_20170219_125906

Danau Cumberland dari teras hotel

Selesai melihat-lihat danau Cumberland dan bendungannya, balliklah kami ke Louisville, sampai jalan-jalan berikutnya ya!

Mengintip Proyek Rumah Ramah Lingkungan

Hari Kamis tanggal 13 Oktober lalu, saya mendapat undangan ‘private viewing’ rumah yang dibangun oleh salah satu kenalan saya di sini.

2222.jpeg

Ini pengalaman pertama saya mengunjungi proyek rumah baru sebelum di pasarkan ke publik.

Saya tidak tahu juga apakah setiap perusahaan perumahan selalu mengadakan private viewing untuk proyek yang mereka kerjakan atau tidak, yang jelas di kota tempat saya tinggal memang setiap tahunnya ada acara Homearama, dimana pengunjung membeli tiket untuk melihat rumah-rumah baru di lingkungan perumahan tertentu, dari pameran rumah ini, pengunjung bisa mendapat ide untuk rumah yang akan mereka bangun, memilih kontraktor rumah ataupun langsung membeli rumah yang bersangkutan. Biasanya Homearama di selenggarakan di bulan Juli, sayangnya tahun ini saya kelewatan, padahal saya punya tiket gratis. 😦 Mudah-mudahan tahun depan saya bisa datangi dan cerita disini ya!

Anyway, waktu saya di beri undangan untuk melihat rumah baru ini, ya jelas saja saya senang! Maklum latar belakang pendidikan saya kan sarjana teknik sipil, dan saya sempat kerja lama di riset properti, dimana saya menyantroni berbagai macam proyek properti, termasuk proyek perumahan. Mengunjungi proyek rumah seperti nostalgia rasanya…ha…ha…ha..meskipun saya kurang suka dengan teknik sipil sendiri, tapi kalau subyeknya rumah dan material bangunan saya masih tertarik. (my soft spot istilahnya)

Yuk…kita lihat rumahnya……

Rumah ini lokasinya di lingkungan Norton Commons yang notabene lingkungan perumahan elit bagian timur kota Louisville, Kentucky.

Seperti kebanyakan rumah lainnya, rumah ini terdiri dari basement, lantai dasar, lantai satu dan lantai atap.

Di lantai dasar ada ruang tamu, ruang makan, dapur, kamar utama, ruang cuci, dan toilet.

 

wp-1476920522610.jpg

Ruang TV/Keluarga/Tamu, Perhatikan meja kayu dan bangku kayu yang penampilannya tidak beraturan

 

wp-1476920502840.jpg

Tempat Tidur di Kamar Utama, saya naksir papan kepala, cukup $6,200 saja

 

Di lantai satu ada 2 kamar tidur, kamar mandi, teras, ruang kerja dan balkon.

wp-1476920482357.jpg1017161757a.jpg

wp-1476920491068.jpg

Pojokan Untuk Bekerja, semua material dari reclaimed wood

Di lantai atap, ruang terbuka.

wp-1476920474181.jpg

Lantai Atap

 

Yang membedakan proyek rumah ini dengan proyek rumah lainnya adalah, perusahaan di belakang proyek ini , yaitu UberGreen Spaces. Si pemilik UberGreen Space, Sy Safi ,boleh dibilang ahlinya membangun rumah yang bersertifikat  ‘hijau’ atau ramah lingkungan dan efisien dalam penggunaan energi.

Proyek ini oleh Sy diberi nama Su Verde (Bahasa Italinya atau ‘About Green’ Bahasa Inggrisnya)

 

 

Tampak Muka Su Verde (Foto Kredit : Bret Knight)

 

 

Semua material yang digunakan dia pertimbangkan masak-masak fungsinya buat si pemilik rumah , dari mulai fondasi, dinding, jendela, lantai, atap, interior sampai kompor semuanya berkonsep hijau.

Sy juga semaksimal mungkin menggunakan barang-barang / artis-artis lokal untuk interior rumahnya sebagai wujud dia mendukung sesama pebisnis seperti dia.

Contoh : material lantai yang digunakan adalah kayu-kayu daur ulang (reclaimed wood) dari bangunan yang sudah tidak digunakan lagi. Pengunjung bisa lihat ‘cacat-cacat’ kayu di lantai yang memang sengaja dibiarkan apa adanya.

Untuk lantai-lantai kamar mandi, ada tambahan penghangat lantai, keren ya? jadi kalau pas musim dingin, setelah mandi tidak usah sengsara kedinginan kaki kita…ha…ha…ha..;-)

wp-1476920511569.jpg

Demikian juga bentangan kayu di ruang tamu, juga dari reclaimed wood ; yang uniknya lagi bentangan kayu ini mengalami proses pengawetan ramah lingkungan dengan cara pembakaran yang di kenal dengan teknik Shou Sugi Ban, sehingga warnanya menjadi hitam legam alami. Asli keren!

 

blackbeam

Kredit Foto : Bret Knight

 

 

blackbeam2

Ruang Tamu/TV dengan latar belakang si bentang kayu hitam yang membingkai ruang makan (Kredit Foto : Bret Knight)

Saya yang ada jadi banyak belajar tentang bahan-bahan bangunan tercanggih dan ramah lingkungan dari Sy.

 

Jelas banyak bengongnya…ha…ha..ha..wong saya sudah tidak berkecimpung di dunia sipil bertahun-tahun! Tapi seru juga, karena ya jadi tahu ternyata tersedia pilihan yang ramah lingkungan dan efisien di pasaran.

Yang saya senang dari rumah ini adalah lantai atapnya (roof top)

wp-1476920474181.jpg

Lantai Atap- buat tempat kongkow kongkow

rooftop

Kredit Foto : Bret Knight

dan pojokan (nook) yang nyaman dekat balkon lantai dua.

Kredit Foto : Bret Knight

 

Harganya? Konon rumah ini akan dipasarkan sekitar $1,000,0000 haaaaa…mahal yaaaaa…yang jelas saya bukan pembeli potensial rumah ini….ha….ha…ha..tapi for what it’s made of, I think it’s worth it.

O iya, kalau ada teman-teman pembaca yang kebetulan arsitek, atau teknik sipil atau juga senang dengan proyek-proyek seperti ini, bisa buka situs -situs dibawah ini untuk belajar lebih banyak tentang material-material terbaru :

http://www.proudgreenhome.com/videos/a-high-performance-thermal-envelope-starts-at-the-foundation/

http://www.proudgreenhome.com/videos/drywall-options-deliver-better-living-in-in-proud-green-home-of-louisville/

http://www.proudgreenhome.com/videos/sustainable-exterior-options-wrap-the-proud-green-home-of-louisville/

Untuk pembaca yang mau melihat foto-foto Su Verde lebih banyak lagi bisa buka link dibawah ini:

Foto Su Verde 1

Foto Su Verde 2

Foto Su Verde 3

 

Catatan :

Semua situs yang saya tautkan di tulisan saya ini sudah saya dapat ijin untuk membagi dari pihak Sy Safi sebagai pembangun proyek Su Verde. Harap tidak menggunakan tautan tanpa ijin tertulis dari pemilik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jalan-Jalan : Melanjutkan Perjalanan Menyusuri KY Bourboun Trail

20151122_164422

Halagh!

Setelah nyasar di Jim Beam, saya ‘kecanduan’ ingin melihat tempat-tempat penyulingan lainnya di KY Bourbon Trail! Sekali lagi bukan kecanduan dengan bourbonnya, tapi saya penasaran dengan cara pemasaran mereka : dari sekian banyak tempat penyulingan di KY, bagaimana masing-masing merek membedakan diri mereka dengan pesaingnya? Itu yang lebih membuat rasa ingin tahu saya membuncah, kalau masalah rasa, blaaaaaaaaaaaahhhhh tetap saya tidak doyan. 😉

Minggu, tanggal 24 November 2015, saya loncat-loncat kegirangan karena matahari bersinar cerah dan suhu udara lumayan bersahabat.

Maklum, di Amerika, kalau sudah masuk bulan November itu artinya sudah harus bersiap-siap menghadapi suhu dingin bahkan salju. Setiap kali ada hari dimana udara lumayan hangat dan matahari bersinar, sebagian besar orang sini langsung memanfaatkan dengan pergi ke luar menikmati udara bagus sebisanya. Demikian juga saya.

Jadilah kami ngacir menuju lokasi Maker’s Mark. Saya pilih MM karena botol-botol MM itu ditutup dengan menggunakan lilin merah – yang saya ingat pernah saya lakoni waktu kerja di perusahaan Jepang tahun 1997 dimana bos saya mengelem amplop berisi dokumen penting dengan lilin merah – kesannya ‘keren’ dan aristrokat gitu…ha….ha….ha.

MM lokasinya di selatan kota Louisville, untuk menuju MM, kami melewati 2 tempat penyulingan lainnya : Jim Beam dan Four Roses – yang lokasinya di jalan utama. Saya pikir dong lokasi MM juga di jalan besar, ternyata salah besar. Untuk ke lokasi MM, kami masuk ke ‘pedesaan’ , istilahnya di tempat ‘jin buang anak’ atau out of nowhere gitu.

Seperti juga lokasi Jim Beam and Woodford Reserve, kampus MM juga apik dan asri (dan tidak bau!!)

Seperti halnya Jim Beam, di MM juga tersedia tur, di MM harga tiket untuk dewasa itu $9, anak-anak dibawah usia 21 tahun gratis.

Kampus MM relatif lebih kecil dibanding Woodford Reserve, tapi itu karena MM punya kampus lebih dari 1 lokasi. Tur kami kali ini , seorang wanita dan kita tidak dibekali radio, tapi cukup mendengarkan suara si pemandu tur.

MM konon menggunakan tipe gandum yang berbeda dengan merek lainnya, disamping itu seperti juga Woodford yang mempunyai produk ‘khas’ disamping produk utama mereka, MM punya Maker’s Mark 46, bourbon untuk produk ini menyerap tambahan kayu tertentu disamping tong kayu yang digunakan untuk produk utama. Warnanya menjadi lebih gelap dan konon rasanya lebih ‘dalam’.

Dibanding Woodford, tempat penyimpanan tong kayu MM lebih kecil dan juga di MM, tong-tong kayu ini diputar dengan tangan untuk menjamin ‘kematangan’ merata dari si borbon. (di Woodford mereka mengandalkan perubahan musim untuk pematangan borbon mereka)

Yang beda lagi, di MM, pengunjung dibolehkan menco’el jari mereka untuk mencicipi si borbon saat dalam proses fermentasi – dimana semua bahan-bahan setelah selesai ditumpuk, dituang ke tong kayu raksasa terbuka. Ewwwwwwww!!

Ruang icip-icip di MM juga terlihat lebih ‘mewah’, karena dindingnya kaca. Pengunjung mencicipi 4 jenis borbon : dari tipe pertama yang warnanya sangat terang (hampir bening) hingga tipe nomor 4 yang warnanya paling gelap.

Beda dengan kunjungan di Woodford dimana ada 2 ibu-ibu yang juga ‘memble’ setelah menegak borbon, disini cuma saya yang mukanya berkerut-kerut setelah mencicipi borbon, pengunjung lainnya sepertinya semua penggemar borbon, karena saya mendengar suara ‘aaaaaahhhhhh’ dari mereka.

O iya, kalau di Woodford coklat disediakan saat pencicipan, di MM, coklat bisa diambil setelah pencicipan. (Jelas, saya ambil sebanyak mungkin!! 😉

Setelah pencicipan, pengunjung masuk ke toko suvenir, dimana pengunjung bisa me’wax botol ataupun gelas pilihan mereka.

Saya tidak ‘ngeh’ kalau boleh memilih me-wax gelas, jadilah saya pilih borbon paling kecil untuk di lilinkan. (kalau boleh milih, saya mending ‘melilin’ gelas daripada botol borbon, karena lebih murah dan juga saya tidak tahu mau dikemanakan si borbon itu yak???)

Pengunjung harus memakai celemek, kacamata pengaman, sarung tangan dan sarung lengan sebelum masuk ke tempat waxing.(waxing bahasa Indonesianya apa ya????)

Proses waxing ini di MM sepenuhnya dilakukan dengan tangan – bukan mesin. Konon pemilik MM sempat berargumen untuk mengubah proses ini dengan menggunakan mesin, tapi sang istri berketetapan untuk melanjutkan tradisi dan dia menang. Jadilah hingga detik ini semua botol-botol MM di tutup dengan lilin merah yang tidak ada satupun yang sama.

Proses pelilinan dengan tangan ini lucunya membuat beberapa botol menjadi bahan koleksi – karena sifatnya yang unik. Ada beberapa botol yang ‘kebanyakan’ lilin hingga meleleh ke label – yang tidak seharusnya’- tapi oleh MM dibuat menjadi ‘one of a kind‘.  Semakin ‘ngawur’ lelehan si lilin, semakin ‘keren’ si botol jadinya. Ada-ada saja ya??

Di akhir tur, penunjung boleh berjalan kaki kembali ke gedung utama atau naik troli ke tempat parkir. Saya dan si kecil pilih naik troli, karena si kecil hobi naik troli!

20151122_163526

Jadi apa dong perbedaan antara satu penyulingan dengan yang lainnya?

  • Strategi pemasaran jelas memegang peranan penting dalam pembedaan masing-masing penyulingan
  • Jim Beam satu-satunya tempat penyulingan (diantara 2 lainnya : Woodford dan Maker’s Mark) yang punya tempat makan yang cukup mengenyangkan (bukan cuma makanan ringan)
  • Jim Beam dan Woodford menjual coklat, tapi tidak di MM
  • Jim Beam juga satu-satunya tempat penyulingan yang melakukan pencicipan dengan cara ‘dispenser’. Pencicipan di Jim Beam itu lucu, ada kira-kira 5 stasiun dispenser bourbon dengan berbagai rasa dimana pengunjung tinggal menggunakan kartu yang mereka dapat dari pembelian tiket untuk mencicipi borbon. Seperti dispenser soda di tempat makan cepat saji.
  • Cuma di MM pengunjung bisa melakoni pelilinan botol untuk dibeli.
  • Di MM yang saya senang itu di gedung pembelian tiket ada dinding bergambar menggunakan ubin-ubin kecil warna warni. Cantik sekali, jadilah saya ngeceng di dinding tersebut berkali-kali 😉

  • Juga di gedung terakhir sebelum masuk ke toko suvenir, di langit-langit mereka buat keramik warna-warni yang masing-masing warna melambangkan proses pembuatan borbon : merah -warna kayu, biru warna air, kuning warna saat peragian.

Puaskah saya jalan-jalan ke tempat penyulingan borbon?

You’ll never know! ;-))