Uncategorized

Intip Gedung Pusat Pemerintahan

Kali ini saya mau cerita tentang koleksi saya mengunjungi gedung State Capital di ibukota masing-masing negara bagian.  Sejak pindah ke Amrik dan diajak jalan-jalan  bermobil ria dengan suami, saya selalu minta mampir di ibukota negara bagian yang bersangkutan – kalau memang kita lewati.

Pertama-tama saya cuma senang memotret gedung State Capitolnya dari luar, tapi waktu ke Madison, ibukota negara bagian Wisconsin, baru tahu kalau ternyata kita bisa masuk ke dalam gedung dan tur di dalam gedung.

Secara umum, gedung State Capitol selalu terbagi di 2 bagian : tempat senat bersidang dan tempat perwakilan daerah bersidang. Sebagian besar gedung State Capitol selalu berkubah dan biasanya dari dalam, kubah ini dihias sedemikian artistiknya dan pengunjung selalu ingin melihat kubah. Dari sekian banyak gedung state capitol yang saya kunjungi cuma satu yang tidak berkubah, yaitu gedung state capitol Indianapolis.

Interior gedung State Capitol juga amat mewah, marble Itali, kualitas terbaik kayu untuk pintu-pintu ruangan, lampu-lampu kristal, lukisan-lukisan yang menggambarkan sejarah Amerika dan patung-patung tokoh bersejarah Amerika.

Ruangan di bawah kubah biasanya disebut dengan Rotunda.

Berikut gedung-gedung State Capitol yang sudah saya kunjungi :

  1. Indianapolis, Indiana
  2. Helena, Montana
  3. Springfield, Illinois
  4. Sacramento, California
  5. Des Moines, Iowa
  6. Columbus, Ohio
  7. Nashville, Tenesse
  8. Cheyenne, Wyoming
  9. Denver, Colorado
  10. Boise, Idaho
  11. Charleston, West Virginia
  12. Utah, Salt Lake City
  13. Madison, Wisconsin
  14. Frankfort, Kentucky
  15. Olympia, Washington
  16. Washington DC, USA

Dari semua ibukota negara bagian diatas, saya baru masuk ke tiga gedung State Capitol :

  • Madison, Wisconsin
  • Washington DC, USA
  • Springfield, Illinois

Saya paling senang memang melihat hiasan kubah dari dalam gedung. Di Washington DC : gambar George Washington dikelilingi …………

Jalan-Jalan : Washington DC – Teater Ford, Panda dan Musium Air and Space

Sabtu, 12 Maret 2017.

Suhu hari ini konon lebih dingin dari hari kemarin. Jadilah kita berpakaian lebih komplit lagi. Topi, selendang, baju hangat, sarung tangan. Kalau kemarin si kecil kelupaan bawa selendang dan salah satu baju hangatnya, hari ini saya pastikan dia memakai 2 4 lapis baju!!

Rencana hari ini adalah berkunjung ke teater Ford, dimana presiden Abraham Lincoln dibunuh, mengunjungi Panda di National Zoo, melewati jalan Kedutaan (Embassy Row) dan melihat salah satu museum di pusat kota DC.

 

Saya Senang Koq Digombali

Haduhh…judulnya mana tahan?!?!! ibarat lagu dangdut ya??!

Ha….ha….ha…jadi gini ceritanya…..sebagai perempuan yang sudah lumayan ehm berumur banyak, paling tidak bukan ABG lagi lah, saya boleh dibilang sudah ‘lupa’ masalah pergombalan di dunia percintaan ataupun dunia kasmaran.

Terakhir ‘digombali’ itu paling tidak 15 tahun lalu ya, mungkin malah lebih lama lagi….jadi ya ingatan tentang masa-masa gombal sudah lama tersimpan di otak.

Tiba-tiba ada yang memuji ‘Kamu manis’. Heh? (terutama setelah dicerca buruk rupa)

Lain kali dikomentari ‘Kamu lucu dan enak diajak ngomong’. (maca ciiih???)

Atau waktu cerita sedang frustrasi, di kirim gambar lucu-lucuan, terus di kasih emoji peluk dan kecup. (GAMBAR loh ya..bukan kecupan asli, tapi rasanya tetap berjuta…..)

Aih.

Tanpa bisa dikontrol, senyum saya mengembang, saya kegelian sendiri, konyol, tapi koq menyenangkan?


Ternyata saya sudah seumur segini masih senang digombali ya?

Mungkin bukan masalah digombali yang saya rindukan, saya inginkan, saya ngerti lah kalau itu gombal, tapi perasaan hati yang ….

senang saat di puji, senang kalau kehadiran saya membawa perbedaan yang menyenangkan buat seseorang, berbunga karena merasa ada yang peduli walau hanya dengan mengirimkan pelukan, kecupan, bunga virtual, terharu kalau ada yang menyanggah bahwa saya tidak jelek….

apalagi setelah sekian lama merasa seperti kesetan kaki…atau manusia tidak berguna…

Saya tiba-tiba merasa perempuan lagi….perempuan yang punya hati, cinta untuk diberi, dibagi, dirasakan………….

Salah satu teman baik saya sempat kasih nasihat pendek, yang sampai detik ini saya tidak pernah lupakan,

CARPE DIEM

Kita hanya hidup sekali, bolehkanlah seseorang hadir di dalam perjalanan hidup kita untuk membuat kita bahagia, senang, tersenyum meskipun (mungkin) hanya sesaat.

xoxo

Untuk ES, AY terima kasih untuk selalu mau mendengarkan celoteh tidak karuan saya. Saya tahu kalau kalian ingin sekali melihat saya bahagia kembali.

Menelpon 9-1-1

Sebagian besar pembaca tahu lha apa 911 itu.

Di Amrik, 911 adalah nomor telpon yang kita putar saat keadaan darurat – bisa keadaan darurat pada diri sendiri , bisa keadaan darurat yang kita saksikan terjadi pada orang lain.

Saya pernah menelpon 911, 4 kali selama saya tinggal di US sejak tahun 2005.

Pertama kali menelpon 911 itu musim panas tahun 2006, anak saya baru umur 6 bulanan. Si mpok ceritanya lagi masak – masak sesuatu (lupa) yang pakai minyak banyak lah pokoke – bukan tumisan.

Ditinggal lah itu penggorengan di atas panci, sambil saya main dengan anak. Tiba-tiba tut…tut..tut..alarm berbunyi, kaget saya…astaga..apa ya????

Dari lantai ruang makan , saya melihat ke arah  dapur , ada asap mengepul,  hati ini langsung anjlok.

Oh Tuhan, apa yang terjadi??!!!

Lari ke dapur, astaga….ternyata panci yang saya tinggal dengan minyak didalamnya terbakar …..saya sudah matikan kompor, tapi karena kompornya tipe kompor listrik, jadi sisa ‘panas’ masih terasa dan itu cukup untuk membakar si minyak!!!

Bagaimana mematikan api?? saking paniknya saya tidak bisa mikir!!

Yang ada saya langsung gendong anak saya, ambil telpon dan lari ke teras belakang.

Halo 911

Tolong! ada kebakaran di rumah saya….

pendek kata, akhirnya pemadam kebakaran datang – sebelumnya untung ada tetangga yang baik hati lari ke rumah saya memadamkan api dengan alat pemadam kebakaran.

Kedua kali saya menelpon 911 di bulan Desember 2009.

Kali ini karena saya takut kekerasan rumah tangga terjadi, karena suami pulang mabuk, saya telpon polisi. Sebenarnya saya tidak sempat berbicara,  karena telpon sudah direbut suami, tapi sudah tersambung ternyata, polisi tetap datang memeriksa keadaan saya.

Ketiga dan keempat kali saya menelpon 911, di tahun 2012 dari balkon apartemen saya.

Kali ini saya menelpon untuk orang lain, kami mendengar suara benturan keras, waktu lari ke balkon, ternyata ada tabrakan mobil di perempatan apartemen kami.

Ada kira-kira 10 menit, kita menunggu polisi , koq tidak datang-datang? Saya tanya kemana polisi? apa kita telpon?

Tadinya suami bilang ‘pasti sudah ada yang lapor’, tapi saya ngotot tetap menelpon…

Untung saja saya ngeyel, karena ternyata setelah sekian lama, belum ada laporan ke 911 tentang kecelakaan ini!! geblek kan???

Keempat kalinya kejadian serupa, kecelakaan di tempat yang sama! kali ini begitu mendengar suara ccciiiiitttttttt……dan gubrak, saya langsung ambil telpon dan lari ke teras, melihat kecelakaan (sudah tahu , dari kejadian pertama), sambil menelpon 911.

Buat saya 911 itu penyelamat sekali.

Umumnya ini yang operator tanyakan saat kita menelpon

911. Apa kondisi darurat anda.

Dari situ katakan apa yang terjadi : kecelakaan, kebakaran, masalah kesehatan – orang pingsan, jatuh, tertembak, dan sebagainya.

Sebutkan nama anda, nomor telpon anda dan lokasi anda – ini penting karena operator harus menyambung telpon kita ke petugas lokal, baik itu polisi, pemadam kebakaran atau ambulans.

Sering kali kita panik pasti – saya paniklah jelas, tapi biasanya si operator juga terlatih untuk menenangkan penelpon supaya bisa mendapat informasi yang jelas.

Yang harus kita ingat adalah menelpon 911 adalah untuk keadaan darurat saja – definisi keadaan darurat disini adalah hal-hal yang mengancam hidup kita.

Jadi jangan menelpon 911 buat pesan cheeseburger ya atau hal-hal konyol seperti dibawah ini….

 

 

 

 

Jalan-Jalan : Menelusuri Danau Michigan – bagian 1

Halo. Halo.

Sudah lama ya tidak menulis, terutama tidak menulis tentang jalan-jalan.

Pengennya sih menulis secara berkala ya, cuma kadang memang tidak ada cerita baru, kadang tidak mood, kadang tidak ada waktu! He…he…he

Kali ini mau cerita tentang liburan mini kami tanggal 8 Oktober lalu, dimana si kecil tidak ada jadwal sekolah dari hari Jumat tanggal 8 Oktober hingga hari Selasa tanggal 10 Oktober.

Kami memang sudah berencana mau pergi keluar kotalah, cari penyegaran istilahnya.

Waku mau memutuskan tujuan, kami bingung juga mau pilih jalan ke mana? Indianapolis, Indiana? Cincinnati, Ohio? Chicago, Illinois? Mobile, Alabama? Atlanta, Georgia? Kalamazoo, Michigan?

Dua kota pertama kami sudah sering mampir,  Chicago berhubung banyak tempat yang akan dikunjungi, si babe bilang kami tidak punya cukup waktu, Mobile, AL, kejauhan dan si babe khawatir bahaya angin kencang yang lagi musim  saat ini, Atlanta, si babe tidak tertarik, Kalamazoo, saya punya teman yang memang sudah lama saya pengen kunjungi….

Jadilah kami pilih Kalamazoo…lah waktu saya tanya teman saya, ternyata di waktu yang sama, dia akan mudik ke negaranya, Pakistan…hampir saja rencana batal, tapi akhirnya kami putuskan untuk tetap pergi ke Michigan, suami tahu 2  hal yang menarik untuk kami lakoni : melihat Sand Dunes dan menyeberang danau Michigan dengan ferry.

Hari Jumat tanggal 8 Oktober kami mulai perjalanan ke Michigan! Dari tempat kami, untuk ke Michigan tinggal ambil arah utara, melalu jalan antara negara nomor 65.

Kami  meginap di kota di perbatasan Indiana dan Michigan.

Hari Sabtu, kami teruskan perjalanan, dari peta saya lihat ada kota bernama Holland, saya bilang mampir yuk di kota ini, kayaknya koq menarik.

Kota Holland di Michigan ini memang terlihat ‘meniru’ suasana Holland di Eropa, saya lihat ada sepatu ala Holland, bangunan kincir angin di pelbagai sudut kota.

tiff infomation

 

Kami mampir di pusat kota (down town) nya. Kebetulah sedang ada ‘farmer’s market’ juga.

Saya sudah sering ke Farmer’s Market sebelumnya dan memang saya selalu suka suasana Farmers Market ini – yang istilah Indonesianya pasar kaget lah. Pedagang-pedagang lokal membuka tenda berjualan bermacam-macam produk mereka : dari mulai keju, sayur-sayuran, bunga petik, roti, coklat, bumbu-bumbu dan lain sebagainya.

Yang saya senang di pasar kaget kali ini adalah buncahan warna-warna sayuran dan bunga yang dipajang. Asli meriah sekali dan cantik! Tomatnya terlihat merah segar, sayuran hijaunya juga terlihat hijau merona, bunga-bunga petiknya besar-besar dan warna warni!! waduh…saya jadi pengen beli semua rasanya!!!

IMG_20171007_103807-COLLAGE.jpg

Selesai melihat pasar kaget , kami jalan menyelusuri downtown Holland. Pusat kota Holland ini tipikal pusat kota kecil di Amrik, apik dan menarik.

Pengunjung bisa melihat toko-toko baju lokal, toko buku, tempat ngopi, toko pernak pernaik, galeri seni dan banyak lagi!

Saya betah sekali jalan-jalan ‘tanpa tujuan’ di tempat-tempat seperti ini!!!  Di sini kami makan siang di resto namanya ……. Yang bikin ngiler di tempat ini adalah bagian toko rotinya, yang notabene memajang berbagai jenis kue-kue coklat…..

IMG_20171007_110724.jpg

Saya bingung mau milih yang mana, akhirnya pilih cream puff coklat…..wuihh…enaaaaaaakkkk!! sangat direkomendasikan !

tiff infomation

Selesai ngayap di kota Holland, kami teruskan perjalanan ke taman Silver Lake di tepi danau Michigan!

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Icip-icip : Rumah Makan Indonesia di Lexington

Sebagai imigran, bisa dipastikan salah satu ngidamnya kita itu adalah nemu rumah makan ala negara kita. Benar tidak?

Dari sejak pindah, saya selalu ngincer yang namanya warung makan indo. Seingat saya, kita pernah makan di Seattle, Washington, di San Franscisco, California , Plano, Texas, Columbus, Ohio, Madison, Wisconsin.

Sejak pindah ke Kentucky, saya baru sekali makan di warung makan Indo, yaitu pas jalan-jalan ke Madison, Wisconsin. Dengar-dengar ada warung makan Indo di Greenburg, Indiana, Mayasari Indonesian Grill namanya, tapi koq jauh yak? kudu niat suniat kalo mau mampir ke situ deh..(maksudnya menginap di hotel gitu..). Yah…repots juga ya…jadilah kami belum mampir ke warung makan Indo lagi…

Nah, Sekitar bulan Juli lalu pas lagi rumpi-rumpi dengan ibu-ibu Indonesia di sini, dengar kabar kalau ada keluarga Indonesia di Lexington yang akan buka ‘warung makan’ Indonesia….wuuiiiih  langsung deh hati berdebar-debar!

Akhirnya ada rumah makan Indo yang lumayan dekat kampung ni!!

 

Jadilah hari ini kami pergi ke Lexington khusus buat icip-icip si warung makan yang buka di bulan Agustus 2017 lalu.

Nama rumah makannya itu Utomo Kitchen, alamatnya di 3334 Clays Mills Road, Lexington Kentucky.

tiff infomation

Dari jauh-jauh hari saya sudah bolak balik baca menu…ha…ha….ha..jadi pas sampai di tempat , sudah tahu mau pesan apa.

Si kecil pesan nasi goreng ayam, saya pesan ayam goreng Indo dan nasi putih, plus semangkok mie bakso (rakus!!), misua tadinya mau pesan Bistik Solo, tapi habis, jadi ya saya pesan Meat Loaf saja, karena itu tipe makanan yang dia suka yang saya ogah bikin…kik..kik..ki

Ketemu sama Mas Utomo dan Mbak Yuni pemilik warung makannya. Senang karena masakannya cepat jadi, kami tidak menunggu lama.  Sambil menunggu pesanan makanan kami disajikan sushi.

Pesanan pertama yang datang itu mie bakso, komplit pakai pangsit. Lalu ayam goreng saya dan terakhir meat loaf si bule.

 

Porsinya lumayan besar ya, yang ada kita minta bungkus buat dibawa pulang.

Terus terang saya selalu salut dengan rekan-rekan Indonesia yang berwiraswasta seperti Mas Utomo dan Mbak Yuni di Lexy, atau Bapak Mochammad Sjachrani pemilik ‘Bandung Indonesian Restaurant, Mbak Enny Pickett pemilik rumah makan Java Warung di Madison dan teman-teman Indonesia lainnya.

Acung jempol deh untuk mereka! dan terima kasih banget sudah bersusah-susah masak masakan Indonesia sehingga kita-kita, para imigran bisa melepas rindu masakan kampung di Amrik! Iya gak??!!

Buat teman-teman di Kentucky, sok atuh mampir di warung makan Mas Utomo dan Mbak Yuni!

 

 

 

 

 

 

Yah..Ditabrak Lagi…

Kemarin sore sekitar jam 7 malam, mobil saya ditabrak waktu saya lagi berhenti di lampu merah. Gubrak! Asli suaranya kencang sekali dan saya langsung lemas rasanya!

Setiap kali ditabrak – saya 3 kali ditabrak dari belakang, sekali di Indonesia, dua kali di Amrik – reaksi saya langsung deg-degan dan gemetaran….meskipun saya tidak luka dan mobil saya juga tidak ringsek – Alhamdulillah, tapi saat kejadian itu saya selalu jadi shaking dan panik.

Mbak yang nabrak saya masih muda, mungkin 19 atau 20 tahun, dia bilangnya tidak sengaja menginjak pedal gas pas meraih telponnya yang bunyi….

Yang saya gemas dari kejadian kemarin itu, si mbak koq ya diam saja di mobilnya ya? saya harus mengetok jendela dia untuk keluar dan melihat kondisi mobil saya.  Dia tidak langsung minta maaf, entah apa karena negara bagian tempat saya tinggal ini menganut prinsip no fault – yang terus terang menurut saya adalah prinsip yang tolol, karena dalam kecelakaan jelas lah ada pihak yang salah- jadi reaksi si mbak seperti robot gitu ya?

Saking kesalnya melihat reaksi si mbak yang datar, saya sampai harus bilang ke dia ‘You know, I am shaking here, right?. Baru dia dengan ringannya bilang ‘sorry, I did not mean to hit you’ Well DUH??!!!

Tidak bohong kalau saya juga pernah tidak sengaja nabrak bemper mobil (fender bender istilahnya), tapi reaksi saya selalu spontan dan meminta maaf.

Sebetulnya saya malas memperpanjang masalah , bemper saya cuma scuff dan sedikit dent, cuma melihat reaksi si mbak, saya pilih untuk mengajukan klaim resmi ke asuransi dia.

Ada kali 1/2 jam-an setelah kecelakaan, saya melirik dari kaca spion saya dari dalam mobil sambil menelpon asuransi, saya lihat si mbak baru terisak-isak…entah karena dia diomelin ortunya – saya lihat dia menelpon atau karena hal lain. Yang jelas tidak berapa lama bapak si mbak datang ke lokasi kecelakaan.

Baru setelah satu jam saya habiskan di telpon urus asuransi, si mbak sambil segugukan bilang ‘I am so sorry’ – dalam hati saya bilang..kemana aja reaksi lu yak??

Anyway…inti cerita saya gini…kalau lagi nyetir, sudah dong itu telpon ditangguhkan dulu deh, kecuali situ dokter yang harus dipanggil ke kondisi darurat, atau suami yang istrinya lagi mau brojol, atau kondisi-kondisi lain yang mengharuskan situ ‘waspada’ telpon, TOLOOOOOOOOOOOOOOONG deh, konsentrasi ke jalan saja!

Karena keteledoran kamu, orang lain bisa celaka loh!

 

 

 

 

Imigran Ilegal

Ugh. Topik sensitif deh.

Dari mana ya saya mau mulai.

Jujur, bukan sekali dua kali saya mendapat email dari pembaca yang minta bantuan supaya bisa masuk ke Amerika ‘dengan cara apapun, yang penting saya bisa masuk di Amrik.

Di pesawat dari Jakarta ke Seattle tahun 2005,  ngobrol dengan anak Indo, jelas-jelas dia bilang ‘Saya pakai visa turis ni, Oom saya mau nampung saya sementara, tapi nanti saya mau menetap, tidak mau pulang’

Terus terang saya bingung dan malas menjawab pertanyaan ‘Bagaimana ya Mbak -caranya saya supaya bisa masuk ke Amerika, ilegal juga tidak apa-apa?’

Malas karena saya pribadi tidak suka ‘menghalalkan segala cara’ dalam urusan apapun.

Yang ada saya selalu harus menolak kalau ada yang minta ‘tolong’ tipe seperti ini.

Bingung karena saya tidak merasa Indonesia itu kondisinya amat sangat tidak mengenakkan sehingga penduduknya HARUS keluar dari Indonesia. Dan Amerika tidak selalu menjanjikan mimpi-mimpi indah gitu loh.

Saya tidak mengerti ‘keharusan’ pindah ke Amerika sehingga ibarat penyelundup, rela lompat dari kapal misalnya, atau memalsukan paspor…dan entah cara apalagi yang dicoba ….

Buat saya koq rasanya itu tidak menghormati negara yang akan ditinggali ya?

Ada memang beberapa kondisi ekstrim yang membuat seseorang rela melakukan hal apapun untuk pindah ke negara lain tanpa dokumen-dokumen resmi. Perang misalnya. Kelaparan. Bencana alam.

Atau memang situasi yang membuat status jadi berubah dari legal menjadi ilegal. Ditinggal tunangan, tidak punya uang buat balik ke tanah air, misalnya.

Hal-hal seperti itu saya masih bisa mengerti lah.

Tapi kalau semata-mata “bagaimana ya mbak caranya saya bisa tinggal di Amerika. Yang penting di Amerika”

Ya JANGAN LAH.

Bukan saya sok patuh hukum dan tidak pernah melanggar hukum ya…cuma saya sebagai imigran juga ‘kena getahnya’ loh dengan keberadaan imigran ilegal.

Sering kita (imigran) ya jadinya disamaratakan : semuanya ilegal. Semuanya tidak bayar pajak. Semuanya nyolong pekerjaan buat orang pribumi.  Semuanya tidak bisa bahasa Inggris, semuanya tidak berpendidikan.  Sama saja seperti menyamaratakan si A agamanya X artinya B.

Kesal juga kan?!

Mau tinggal di Amrik?

Belajar bahasa Inggris! Jangan terus beralasan bahasa Inggris saya belepotan. Basi ah.

Belajar punya keahlian tertentu : montir, mekanik,  tukang kayu (carpenter), penjahit (seamstress), dandanin orang, memasak (culinary, chef).

Coba ikutan lotere Green Card.

Dan…mmm..jangan lagi tanya saya Bagaimana cara masuk ke Amrik secara ilegal ya!

 

 

 

 

 

Pemilu Oh Pemilu

DKI Jakarta punya gubernur baru ceritanya. Saya sendiri yang sudah bukan penduduk Jakarta lagi, cuma bisa memantau berita dari postingan FB teman-teman. Kalau tidak salah ada 3 calon ya? Tapi yang ‘angot’ itu 2 calon, Ahok/Djarot dan Anies/Sandi.

Kalau saya perhatikan pilkada DKI ini koq ya ada mirip juga dengan pemilihan presiden Amrik tahun lalu. Calon yang kontroversi.

Kalau DT dan Ahok kayaknya mulutnya sama-sama ‘cablak’.  DT di tuduh anti agama tertentu, begitu juga Ahok.

Teman-teman di FB ramai posting status tentang pasangan favorit mereka, sama juga waktu pemilu Hillary/Trump. Masing-masing belain pilihannya sampai tetes darah penghabisan lah istilahnya.

Saya sendiri ikutan pemilu Amrik. Saya tidak pilih DT, bukan semata-mata karena dia digambarkan sangat anti agama tertentu, tapi karena menurut saya dia tidak berbobot.

Saya juga semangat sekali untuk memilih karena ini pemilu pertama saya sejak jadi WNA.

Tapi ada daya….hasil pemilu, DT menang. DT adalah presiden saya.

Bingung kenapa koq ya ada yang milih DT? Jelas. Setelah pencoblosan, saya ketar ketir mendengarkan berita di TV, siapa yang akan jadi presiden terpilih.

Waktu mendengar kalau DT adalah presiden terpilih, saya bengong……terselip rasa takut…terselip rasa ragu (dan jengkel itu pasti!! mau maki-maki? banget!!!!).

Hadweeeeh??!!!

Tapi ya mau gimana lagi? kenyataannya dia menang.

Lalu gimana dong? Imigrasi ke Kanada?

Well, dari situ saya belajar legowo. Saya yakinkan diri kalau warga negara Amerika lainnya tidak ada berdiam diri kalau presiden ybs melenceng dari konstitusi. Saya yakinkan diri kalau sistem Amerika akan mampu untuk memantau presiden terpilih untuk tidak semena-mena.

Saya yakinkan diri  kalau sebagian besar warga negara Amerika masih ‘waras’, kalaupun mereka memilih DT, bukan berarti mereka rasis, bukan berarti mereka anti agama tertentu, bahwa mereka tidak buta kenyataan.

Saya yakinkan diri kalau pemilih DT tetap akan berpegang pada konstitusi dan bukan bertindak berlandaskan kebencian.

Sama juga dengan hasil pemilihan gubernur DKI kali ini. Anies/Sandi yang menang. Saya tahu banyak teman-teman yang tidak sehati dengan hasil ini. Dan banyak teman-teman yang amat sangat bersyukur dengan tidak terpilihnya Ahok.

Seperti juga halnya dengan DT, saya yakinkan diri kalau teman-teman saya yang penduduk DKI baik yang memilih Ahok ataupun yang memilih Anies, memilih karena rasional.

Saya yakinkan diri kalau teman-teman akan tetap berpihak pada kebenaran bukan pada kekuasaan.

Saya yakinkan diri kalau teman-teman akan membela teman-teman lainnya yang tertindas bukan semata-mata karena kesamaan agama.

Beri pemimpin baru waktu untuk membuktikan kapasitas dan kualitas mereka,

Jangan terlena, terbuai cuma karena kesamaan ras, suku, agama

Jangan mengolok pihak yang kalah, buat apa? mending kritis terhadap pihak yang menang

Amerika punya DT, Jakarta punya A/S.

Let’s Move On. 

 

Fuzzy Yang Berguna

Waktu kecil saya suka sekali dengan boneka binatang berbulu, senang memeluk dan mengelus elus si boneka bulu.

Berhubung saya tidak pernah punya hewan piaraan seperti anjing atau kucing, hubungan kontak saya dengan bulu-buluan ya cuma sama boneka boneka saya.

Pertama kali saya merasakan musim dingin, saya belum “ngeh” kenapa sih orang-orang senang memakai mantel bulu, topi bulu, selendang dan lain lain. Pikir saya cuma karena bulu “gemesin” dan si pemakai kelihatan “mewah”.

Sebetulnya aksesoris bulu ini bukan cuma untuk terlihat mentereng, seperti halnya bulu pada hewan, aksesoris bulu ini memberikan kehangatan untuk si pemakai.

Kalau sudah mau masuk bulan December, toko- toko di Amrik sudah dibanjiri dengan perlengkapan musim dingin, termasuk aksesori bulu-bulu.

Dari mulai topi, selendang panjang ataupun pendek,rompi, mantel, penghangat tangan, selimut,bantal, sarung botol anggur…..semuanya ada versi bulu-bulu.

Yang jelas , sebagian besar barang- barang bulu ini bukan dibuat dari bulu asli, selain karena mahal,  juga karena aturan tentang pemakaian bulu binatang asli.

Saya sendiri mulai suka dengan aksesori bulu-bulu..yang saya kepengen sekali itu selendang bulu……cuma sayangnya saya kegelian!!!! Jadilah saya cuma bisa mengelus-elus si selendang bulu. ….