Hari Jumat, 21 Juli 2017.
Bangun pagi-pagi sarapan steak – ha….borju?! bukan bukan..ini mah harus, karena es di cooler sudah mencair kalau tidak dimakan si steak ini ya harus dibuang..sayang kan??!!
Selesai sarapan, saya mengepak baju ganti untuk semua. Yang jelas saya sendiri pakai baju renang sebagai dalaman kaos dan celana pendek yang saya pakai. Kita juga semua bawa sepatu air, handuk dan peralatan mandi (sabun paling tidak).
Untuk berarung jeram, jelas harus siap basah ya! Kita sempat ditelpon oleh tempat berarung jeram…nah lo…apa ada penundaan ya saya pikir? karena memang cuaca diperkirakan akan hujan. Waktu saya telpon balik, ternyata bukan penundaan, tapi mereka mau mengecek apa kita mau ber-rafting atau mau ber’duckie alias berkayak. Saya yang penakut, pilih ber-rafting lah! hi…hi…hi….Si kecil malah mau berkayak, tapi tidak saya ijinkan, karena dia belum ada pengalaman berdayung ria di sungai alam.
Dari tempat kemping, kita ambil rute 32 melewati kota Thomas, lalu ambil rute 72 arah utara menuju kota Parsons, lokasi tempat pertemuan arung jeram.
Sampai di lokasi, karena masih banyak waktu, kita sempat makan di kota Parsons, supaya tidak kelaparan pas berarung jeram.
Sebelum berangkat, semua peserta di haruskan menandatanganin waiver, lalu memakai life jacket, helmet dan diberi dayung. Di lokasi peserta bisa menyewa wet body suit dan menyewa atau membeli sepatu air. Tapi mahal euy! untuk sewa/beli sepatu air itu $10.00. Wet suit tidak keharusan, lebih diperlukan kalau peserta memilih aktifitas ini di musim semi atau musim gugur dimana cuaca lebih dingin, supaya tidak mengigil di perjalanan.
Jam 1 lewat semua peserta diangkut dengan bis ke lokasi sekitar 20 mil. Tiba dilokasi , kita semua diberikan instruksi keselamatan : kalau jatuh, bagaimana menolong orang di air dan sebagainya. Saya agak keder juga….maklum tidak bisa berenang gitu loh…dalam hati saya juga sibuk berdoa…semoga tidak jatuh ke air…semoga tidak jatuh ke air…kik…kik…kik…
Ada 3 rakit dan 9 kayak, di rakit selain kita, ada ibu dan anak laki-lakinya yang kebetulan seumuran dengan anak saya, mereka berdua langsung akrab seperti teman lama. Si anak laki ini pilih duduk di depan perahu, ibunya dibelakang dia, anak saya disamping si ibu. Saya duduk dibelakan si ibu, suami saya disebelah saya, dibelakan anak kita. Pemandu perahu duduk dibagian belakang rakit.
Ada 9 jeram yang akan kita lalui sepanjang total 6 mil aliran sungai, kelas jeram tertinggi yang akan kita lalui adalah kelas 3 (dari total 5 kelas jeram untuk aktifitas seperti ini). Jeram pertama, jeram kelas 1, tidak terlalu sulitlah…..
Nah waktu melalui jeram kelas 3, memang berasa ‘bedanya’….rakit terasa sekali di mainkan ombak….saya dan anak saya yang ada jejeritan. Waktu akhirnya rakit melewati jeram ini..duh lega rasanya….ha…ha…ha..
Jeram terakhir, dinamai Rock Garden… Haduh…batu-batu sebesar mobil saya ada di kiri dan kanan sungai. Selain batuan besar, di jeram ini memang kesulitannya terletak di maneuver antara batu. Saya sempat tanya ke pemandu…How are we going to go through? ???
Haduhhhh….rakit kita sempat nyangkut di batu! Pemandu kudu menggoyang-goyang si rakit. …yang ada saya sempat panik…Karena waktu digoyang, rakit rasanya akan terbalik disisi dimana saya duduk…..huaaaaaa…..takut!!!!!
Tapi akhirnya rakit kita bisa lolos dengan selamat! 😅😅😅😅
Di beberapa tempat antara jeram,peserta diberi kesempatan untuk loncat dari tebing batu ke sungai. Anak saya nyemplung ada kali 3 kali. Di lokasi lainnya pemandu rakit kita membolehkan anak-anak nyemplung dan berenang di sungai. Sayang saya tidak bawa camera untuk memotret keceriaan si kecil saat nyemplung…..
Untung air sungainya sendiri tidak terlalu dingin, jadi meskipun hujan rintik-rintik, kita tidak kedinginan.
Rock Garden adalah jeram terakhir yang harus kita lampaui. Seluruh peserta balik ke lokasi dengan bis….
Seru? Yep!
Mau lakukan lagi? Pasti! !!😏
Selesai berarung jeram, usailah liburan musim panas kita tahun 2017 ini…
Mudah-mudahan kita semua bisa ketemu di petualangan selanjutnya!