Sebagian besar pembaca tahu lha apa 911 itu.
Di Amrik, 911 adalah nomor telpon yang kita putar saat keadaan darurat – bisa keadaan darurat pada diri sendiri , bisa keadaan darurat yang kita saksikan terjadi pada orang lain.
Saya pernah menelpon 911, 4 kali selama saya tinggal di US sejak tahun 2005.
Pertama kali menelpon 911 itu musim panas tahun 2006, anak saya baru umur 6 bulanan. Si mpok ceritanya lagi masak – masak sesuatu (lupa) yang pakai minyak banyak lah pokoke – bukan tumisan.
Ditinggal lah itu penggorengan di atas panci, sambil saya main dengan anak. Tiba-tiba tut…tut..tut..alarm berbunyi, kaget saya…astaga..apa ya????
Dari lantai ruang makan , saya melihat ke arah dapur , ada asap mengepul, hati ini langsung anjlok.
Oh Tuhan, apa yang terjadi??!!!
Lari ke dapur, astaga….ternyata panci yang saya tinggal dengan minyak didalamnya terbakar …..saya sudah matikan kompor, tapi karena kompornya tipe kompor listrik, jadi sisa ‘panas’ masih terasa dan itu cukup untuk membakar si minyak!!!
Bagaimana mematikan api?? saking paniknya saya tidak bisa mikir!!
Yang ada saya langsung gendong anak saya, ambil telpon dan lari ke teras belakang.
Halo 911
Tolong! ada kebakaran di rumah saya….
pendek kata, akhirnya pemadam kebakaran datang – sebelumnya untung ada tetangga yang baik hati lari ke rumah saya memadamkan api dengan alat pemadam kebakaran.
Kedua kali saya menelpon 911 di bulan Desember 2009.
Kali ini karena saya takut kekerasan rumah tangga terjadi, karena suami pulang mabuk, saya telpon polisi. Sebenarnya saya tidak sempat berbicara, karena telpon sudah direbut suami, tapi sudah tersambung ternyata, polisi tetap datang memeriksa keadaan saya.
Ketiga dan keempat kali saya menelpon 911, di tahun 2012 dari balkon apartemen saya.
Kali ini saya menelpon untuk orang lain, kami mendengar suara benturan keras, waktu lari ke balkon, ternyata ada tabrakan mobil di perempatan apartemen kami.
Ada kira-kira 10 menit, kita menunggu polisi , koq tidak datang-datang? Saya tanya kemana polisi? apa kita telpon?
Tadinya suami bilang ‘pasti sudah ada yang lapor’, tapi saya ngotot tetap menelpon…
Untung saja saya ngeyel, karena ternyata setelah sekian lama, belum ada laporan ke 911 tentang kecelakaan ini!! geblek kan???
Keempat kalinya kejadian serupa, kecelakaan di tempat yang sama! kali ini begitu mendengar suara ccciiiiitttttttt……dan gubrak, saya langsung ambil telpon dan lari ke teras, melihat kecelakaan (sudah tahu , dari kejadian pertama), sambil menelpon 911.
Buat saya 911 itu penyelamat sekali.
Umumnya ini yang operator tanyakan saat kita menelpon
911. Apa kondisi darurat anda.
Dari situ katakan apa yang terjadi : kecelakaan, kebakaran, masalah kesehatan – orang pingsan, jatuh, tertembak, dan sebagainya.
Sebutkan nama anda, nomor telpon anda dan lokasi anda – ini penting karena operator harus menyambung telpon kita ke petugas lokal, baik itu polisi, pemadam kebakaran atau ambulans.
Sering kali kita panik pasti – saya paniklah jelas, tapi biasanya si operator juga terlatih untuk menenangkan penelpon supaya bisa mendapat informasi yang jelas.
Yang harus kita ingat adalah menelpon 911 adalah untuk keadaan darurat saja – definisi keadaan darurat disini adalah hal-hal yang mengancam hidup kita.
Jadi jangan menelpon 911 buat pesan cheeseburger ya atau hal-hal konyol seperti dibawah ini….