Hidup di Amerika itu……….

Saya ini termasuk kategori anak manja, anak Mami-Papi istilahnya, maklum anak paling kecil (bukan karena anak perempuan satu-satunya loh, karena kakak Saya anak laki-laki satu-satunya juga di keluarga).

Hampir semua keingian Saya di kabulkan sama orang tua. Alhamdulillah orang tua Saya berkecukupan, bukan kaya, tapi cukup untuk membiayai kakak dan Saya. Sekolah dibayarkan, mobil dibelikan, kartu kredit dibebaskan (dan dibayarkan). Enak lah pokoknya. Hidup tinggal ongkang ongkang kaki istilahnya,tidak kenal susah.

Terus terang ya hidup Saya berubah cukup drastis setelah hijrah ke Amrik.

Si Anak manja ini lama-lama harus menghadapi hidup sendiri tanpa bantuan Ayah ibunya.

Salah satu hal yang membuat Saya geleng-geleng kepala sendiri adalah…..

‘Koq nekat banget sih Saya melahirkan cuma ditemani sama Suami tanpa ada anggota keluarga lain?’

Haiya!!!

Kalau banyak teman-teman Indonesia yang saat melahirkan bisa ‘mengimpor’ orang tua dari Indonesia atau ditunggui mertua atau sanak saudara..

Saya?
wis. Sama suami saja (dan dokter dan perawat sih…)

Pulang dari rumah sakit?
ya bertiga sama si bayi yang baru lahir.

baby sitter? nanny?
boro-boro. Nemu dari mane Mpok??

Entah kenapa ..Saya tidak terpikir untuk membawa ayah atau ibu ke Amrik buat menemani Saya saat melahirkan, bukan tidak mau, tapi karena realitanya tidak memungkinkan, alias tidak mampu alias tidak bisa bayar ongkos.

Ha…ha…ha..dan memang Saya merasa tidak mau merepotkan orang tua (dan orang lain). Sanak keluarga suami tinggal di negara bagian lain yang cukup jauh dari tempat kami tinggal, sementara orang tua suami dua-duanya sudah meninggal dunia.

Dan ternyata Saya bisa….

(meskipun jujur, sering ada rasa iri di hati kalau membaca cerita teman-teman yang bisa membawa orang tua mereka ke Amrik untuk berkunjung maupun tinggal bersama mereka…)

I wish I were that lucky.

11 comments

  1. Hmmm…kl gw anak pertama & gak bisa lepas dr bonyok or adek2 gw palagi Bokap krn gw dkt banget ma Bokap, kmana2 Slalu ma adek gw. Pernah nginep smalem dirumah sepupu trus gak bs tidur krn gak Ada Bokap bsknya gw minta di jemput pulang…eehh gw malah terdampar diamrik jauh dr keluarga gw. Bulan2 pertama disini diuuh berat bgt, bonyok tiap hari nanyain kabar gw, smentara gw maunya nelp mrk trus krn kangen tp lama2 jd terbiasa ampe 7 thn gak mudik….day, crita lagi ya yg banyak day gw demen bacanya

  2. mirip Din sama aku juga, aku tuh gak pernah deh dibolehin sama ortu ikutan ini itu sama temen2, sementara kakakku wara wiri kesana kemari.

    eh malah akunya sekrang yang jauh dari mereka….

  3. Well…I admire you Day..not going home to see your parents for long time. Everybody have their reason. Hope someday you’ll be get the opportunity to see your family.

  4. Mba Suri, sy seneng bgt baca pengalaman2 mba di Amrik. Sy jg bermimpi tinggal disana, bekerja, study. I’m a single parent with three children. sy adalah seorang guru. Kebutuhan hidup, pendidikan anak, kesehatan dll dirasakan semakin berat. I’m trying to find any info about migrate to USA. Hope there are advisers who can help me. America is a dream land. I wish it could bring a better future for my children and me

    1. Hi Rose. Hidup di sini gak selalu enak loh. Memang biaya sekolah hingga sma bisa gratis kalau si anak di sekolah umum, tapi yg namanya biaya kesehatan disini sungguh amat sangat mahal!!! Terutama akhir2 ini kita ada sistem asuransi kesehatan yg baru, yg sejauh ini Saya alami sendiri lebih ‘menyulitkan’ konsumen. Contoh, Saya kudu bayar asuransi $100 untuk Saya dan anak 2 minggu sekali, tapi kalau Saya atau anak harus ke dokter (mudah2 an gak usah), ongkos dokter yg minimum $100 itu harus dibayar dari kantong sendiri sampai maksimum $2500 per tahun, barulah asuransi akan bayar, itu juga cuma 60%-80%.

      Dan dokter juga tidak selalu oke, disini juga banyak dokter bloon. Baru-baru ini Saya ngurus claim ke asuransi makan waktu 3 bulan utk akhirnya di beresin sama asuransi. Asli sebel. Nanti aku cerita banyak lagi ya di tulisanku. Terima kasih dah dibaca blog aku……salam dari jauh.

  5. Makasih infonya Mba. Bayang2 Amrik yang ‘wah’ ternyata gak selalu gitu ya. Emang sih aku juga masih tarik ulur pemikiran dan keinginan hijrah ke Amrik. Kalau keadaan menghimpit dada, hasrat untuk hijrah tebel banget. Ada banyak kekhawatiran menjalani hidup, apalagi sekarang ko’ saya rasakan orang2 tuh gimana caranya yang penting urusan pribadi terpenuhi. Yang senang makin senang, yang terjepit makin merana. Mba Suri banyak pengalaman yang bisa dibagi, bisa dijadikan bahan pertimbangan saya. Mudah2an dari pengalaman2 Mba Suri dan istikharah saya menjawab kebimbangan saya.
    Semoga Tuhan Yang Maha Esa memperbaiki segala keadaan kita menjadi lebih baik. Aamiin…
    Ditunggu cerita yang lainnya ya…
    Salam dari jauh,

  6. Halo mbak,
    Aku nyasar kesini tadi abis gugel2.. Jadi cekikikan sendiri baca2nya…
    iya loh, ekspektasi orang2 di Indo untuk kita yg tinggal di Amrik kayaknya ketinggian ya. Kmrn mudik aja langsung berasa paling miskin se Jakarta ;)))))))
    Tapi hidup itu kan untuk di syukuri ya. Apalagi hidup bersama orang2 tersayang. Home is where your heart is

  7. halo juga!!
    ha…ha…ha…begitu ya…asumsi org macem2…;-)
    bulan Januari lalu aku baru mudik, hari pertama langsung bingung, secara ambil uang 1.5 juta, wis bablas within 2 days………..

    iyalah, hidup disyukuri aja , masih banyak yg lebih ‘susah’ hidupnya dari kita..

    take care!

    makasih dah mampir!

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s