Mudik 2015 : Oleh-Olehnya Mana??

Saya sempat disindir karena tidak membawa oleh-oleh untuk individu-individu tertentu. Mungkin saya dianggap sangat mampu untuk membawa oleh-oleh buat semua pihak atau mungkin saya di anggap BERKEWAJIBAN untuk membawa oleh-oleh untuk mereka. Saya kurang mengerti juga

Sebagai orang Indonesia,saya terbiasa dengan budaya oleh-oleh ini. Dari Amerika gitu loh, masa sih tidak bawa oleh-oleh waktu ke Indonesia?

Pada dasarnya saya ini orangnya kurang perhatian (kurang ngeh) dalam hal beroleh-oleh, atau masalah kado-kadoan. Tidak terbayang kalau saya merayakan hari natal dimana saya kudu memikirkan kado untuk banyak orang. Setiap kali ada acara tukar kado di kantor, saya keringat dingin.

Saya juga tidak seperti kenalan saya yang orangnya telaten memikirkan orang lain dan selalu punya oleh-oleh ekstra di tangan.

Selain karakter saya yang bingung berkado/beroleh-oleh, saya harus realistis dalam banyak hal, yaitu :

  1. masalah muat atau tidak si oleh-oleh di koper. Dalam mudik ini saya belum-belum sudah membeli koper baru yang tidak ada di anggaran. Terus terang saya tidak enak hati dengan misua sendiri yang membelikan koper buat saya

  2. masalah anggaran. Seperti yang saya tulis di tulisan sebelumnya, anggaran mudik saya in relatif ‘tipis’, yaitu $3,000 dan sudah termasuk pembelian tiket pesawat. Kecuali mereka yang nyinyir itu mau ikutan bayarin tagihan keluarga saya setelah saya balik ke Amerika, saya harus selalu memantau anggaran ini.

  3. siapa yang akan saya kasih oleh-oleh. Buat saya oleh-oleh itu BUKAN sekedar buah tangan, tapi oleh-oleh itu juga tanda terima kasih saya untuk mereka yang mau berepot-repot bertemu dengan saya. Yang bersedia menyisihkan waktu diantara kesibukan mereka sehari-hari untuk bertemu saya.  Yang terus terang dalam mudik kali ini, memang saya sesalkan ada beberapa teman-teman yang  saya tidak punya oleh-oleh untuk mereka. Maaf ya buat RIA, DI, YP, RN, saya tidak ada buah tangan untuk kalian 

Jadi ya kalau ada yang merasa harus di oleh-olehi oleh saya tapi tidak dapat oleh-oleh….well.……..

mirror1

nb.

Kalau saya tidak salah juga, oleh-oleh itu bukan keharusan kan ya?

Suami saya sendiri, tidak saya belikan apa-apa dari Indonesia, karena dia memang tidak minta, dan dia juga mengerti sekali kerepotan saya di mudik ini. Dia cuma bilang ‘I know there are things there that you love that you can not get here, go ahead buy them, don’t worry about me

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s