Ini masih sambungan tulisan saya mengenai fasilitas2 di tempat kerja.
Saya mau menjelaskan tentang bermacam2 jenis cuti .
Dulu waktu saya kerja di Indo, setelah masa percobaan selesai, 3 bulan, saya dapat cuti 12 hari.
Kalau saya sakit, saya tinggal telpon ke kantor, izin sakit. Saya gak pernah “ngeh” saya berapa kali sudah izin sakit, karena gaji utuh.
Saya juga pernah minta ijin tidak ngantor selama 3 bulan, tidak di gaji, tapi status saya tetap pegawai kantor ybs dan saya bisa balik kerja normal setelah izin saya habis.
Nah, disini ada yang namanya cuti liburan, cuti sakit, cuti kesehatan , cuti orang tua.
Cuti liburan atau paid vacation adalah cuti penyegaran. Mumet, sumpek, kerja melulu. Perusahaan mengenali kebosanan pegawai2 mereka, dan karena itulah cuti ini di berikan.
Banyaknya hari cuti liburan, tergantung status kepegawaian kita, lamanya kita bekerja di perusahaan, jenis perusahaan dan tingkat jabatan kita.
Contohnya saya. Pas pertama kali kerja, saya mulai sebagai pegawai paruh waktu, jatah cuti saya hanya 2 minggu untuk setahun. Waktu saya jadi penuh waktu, jatah cuti saya jadi 3 minggu. Setelah saya kerja 5 tahun, saya dikasih bonus 1 minggu, total jadi 4 minggu. Tahun lalu, saya naik tingkat, total jatah cuti liburan saya 5 minggu.
Enaknya ya cuti kita ini dibayar sama perusahaan. Jadi kita tetap terima gaji selama kita cuti.
Mungkin teman2 bingung ya…apa bedanya gitu sama di Indo? Atau memang ada gitu cuti gak dibayar?
Jawabannya adalah ada! Seperti yang saya bilang, tidak semua perusahaan kasih fasilitas cuti liburan dibayar penuh.
Contohnya tempat kerja kedua saya. Dimana saya cuma kerja paruh waktu. Kalau saya mau “libur”, saya minta off alias tidak akan dijadwalkan untuk bekerja, yang artinya saya tidak akan dapat bayaran.
Jadi kita musti mikir “resiko” minta tidak kerja. Sanggup gak kita gak kerja dan gak dibayar?
Cuti tipe ini biasanya HARUS diambil pegawai dalam masa 1 tahun (12 bulan). Kebanyakan perusahaan, rentang 1 tahun itu ya dari Jan 1 ke Desember 31 tahun yang sama. Tapi saya tahu juga ada perusahaan2 yang mulai dari pertengahan tahun.
Nah, ada perusahaan2 yang memperbolehkan cuti kita tahun ini roll over ke tahun berikutnya. Atau ada perusahaan2 yang membolehkan pegawai yang tidak ambil cuti, tapi pegawai ybs cukup dikompensasi uang.
Tempat kerja saya tidak menawarkan pilihan2 tersebut, jadi saya mending ambil. Kalau gak ya hangus.
Cuti tipe kedua adalah Paid Sick Days atau kalau di tempat kerja saya, istilahnya occasional absences.
Terjemahan bebasnya adalah waktu2 tertentu yang pegawai harus ambil untuk urusan2 mereka di luar pekerjaan, contoh paling umum : sakit dan harus istirahat, ke dokter, jemput anak sekolah, rapat di sekolah anak dsb.
Di tempat kerja saya, cuti/ijin tipe ini, pegawai boleh ambil 15 menit dan kelipatannya. Jadi tidak perlu seharian. Jatah saya untuk cuti tipe ini 6 hari atau 6×8 = 48 jam atau 2880 menit.
Lagi2, gak semua perusaan kasih cuti tipe ini loh ya.
Nah, meskipun cuti tipe ini tidak HARUS diambil, tapi saya pribadi selalu usahakan ambil semaksimal mungkin. Intinya, perusahaan sudah mengalokasikan dana untuk tipe cuti ini.
Kenapa cuti tipe ini penting gitu?
Buat saya ya penting, karena memberi saya perasaan “aman, terjamin” . Kalau saya sakit, saya bisa istirahat dengan tenang, tanpa mikir:”duh, gaji saya terpotong dong” dan juga gak usah ngerasa gak enak kalau saya “mangkir kerja”
Tipe cuti selanjutnya adalah cuti hamil. Kalau di Indo, cuti hamil mah umum, selalu dibayar dan pasti jatahnya 3 bulan.
Cuti hamil atau parental leave di Amrik. notabene baru loh. Dan rentangnya tidak selalu 3 bulan. Kalau perusahaan anda sediakan cuti hamil 8 minggu dan tetap terima gaji itu dah bagus banget. Dan juga disini, tidak semua perusaan memberikan cuti ke si bapak, kebanyakan cuma buat si ibu
Perusahaan tempat saya kerja pertama kali, tidak ada fasilitas cuti hamil dibayar. Waktu saya hamil, ya saya keluar dari pekerjaan. Kalaupun saya mau ambil “cuti”, saya tidak akan dibayar. Keuntungan saya ambil “cuti” tidak dibayar adalah saya tidak kehilangan status kepegawaian saya, dalam arti saya bisa kembali kerja tanpa harus wawancara lagi, tanpa harus mulai dari nol lagi. (Misalnya saya sudah bekerja 1 tahun, ambil cuti hamil , meskipun tidak dibayar, pas saya balik kerja lamanya saya bekerja di perusaan ybs tetap 1 tahun bukan balik ke 0)
Cuti berikutnya cuti kematian anggota keluarga atau bereavement. Definisi “keluarga” mungkin beda2 di tiap perusahaan, tapi secara umum adalah, ayah, ibu, kakak, adik, pasangan dan anak.
Jatah cuti bereavement saya 3 hari.
Tipe cuti terakhir yang saya akan bahas adalah cuti family medical leave of absence.
Cuti ini untuk kita ambil saat kita harus merawat salah satu anggota keluarga yang punya masalah kesehatan. Dengan cuti ini, pegawai boleh minta ijin tidak bekerja atau tidak bisa sepenuhnya bekerja, (biasanya tidak dibayar) tanpa harus kehilangan posisi mereka di tempat kerja.
Contoh. Mungkin anda punya anggota kelurga yang sakit2an dan harus dibawa ke dokter sering kali. Kalau anda punya cuti sakit, anda bisa pakai. Tapi cuti sakit kan terbatas. Jadi anda bisa pakai cuti tipe ini.
Cuti terakhir yang saya mau bahas adalah vacation buys. Intinya perusahaan membolehkan pegawainya beli hari libur. Maksudnya?
Gini. Saya kan dapat cuti 5 minggu. Cukup sik. Tapi misalnya tahun ini, karena saya mau pelisir ke Indo 1.5 bulan (misalnya), saya pengennya dapat 6 minggu.
Nah, jadi saya “beli hari libur”, maksimal di tempat kerja saya boleh beli hingga 5 hari. Intinya pas saya libur, saya tetap di “dibayar” tapi sebetulnya yang 1 minggu itu , uang saya sendiri, yang di potong setiap gajian.
Kalau saya gak “beli hari libur” , artinya saya akan “kehilangan gaji” 1 minggu penuh.
Enaknya vacation buys ini pegawai bisa membatalkan dan dapat uang kita kembali. Pembatalan vacation buys harus di laporkan pada waktu yang ditentukan sama SDM perusahaan.
Tahun lalu, 2020, saya pertama kali ambil vacation buys, eh Covid. Gak kemana2 kan. Ya udah saya minta duit saya balik. Lumayan ditabung.
Sekali lagi ya, tidak semua perusahaan2 di sini memberikan fasilitas2 cuti di atas.
Kayaknya cuma segini tipe2 cuti yang saya bisa jelaskan.
O iya, ada yang saya lupa.
Disini yang namanya hari-hari libur, seperti Tahun Baru, Natal, Paskah, dll tidak otomatis dibayar loh. Sekali lagi tergantung status kepegawaian kamu.
Kalau kita statusnya pegawai penuh, kita akan dibayar, holiday pay istilahnya. Dibayar nya ya 8 jam x gaji per jam atau kalau kalian sistemnya gaji, ya gajinya utuh. Kalau status kita pegawai paruh waktu dan jam-jam-an, masing2 perusahaan ada aturannya sendiri2.
Contoh. Si A pekerja paruh waktu, jadwal kerja tidak selalu tetap. Hari libur jatuh di hari Kamis, misalnya. Nah nanti dianalisa dulu, apakah si A biasa kerja di hari Kamis? Kalau iya, berapa lama? Holiday pay si A besarnya ya rata2 jam kerja dia di hari libur tsb. Kalau tidak, ada kemungkinan si A tidak akan dapat holiday pay.
Mungkin juga si A pekerja di ritel, yang hari2 liburpun harus masuk kerja. Biasanya A akan dibayar dobel untuk hari itu (tidak selalu).
Riweh ya?!

Kalau ada pertanyaan atau pembaca punya info lain. Monggo kasih tahu.
Salam!