belajar

Lulus Sekolah!

Hari ini, Selasa 25 April 2023, saya menghadiri acara kelulusan salah satu teman Indo disini, dimana dia resmi selesai sekolah menjadi Licensed Nurse Practitioner (LPN)

Teman kita ini Gen-X loh ya, dan dia sekolah lagi sembari kerja juga. Dia sekolah hampir tiap hari sampai jam 10 malam, terus akhir pekan disini clinical seharian.

Terus terang saya mah gak sanggup deh, menjalani kerja dan sekolah lagi umur segini. Wong kadang konsentrasi kerjaan saja sudah susah?!

Teman2 Indonesia lainnya disini boleh dibilang jadi ‘saksi’ perjuangan teman kita saat sekolah. Sering kalau kita ajak kongkow2, temen kita jawab “Gak bisa, g harus belajar”, atau “Gak bisa g clinical”, “Gak bisa g ada kelas”.

Saya cuma bisa geleng2 kepala deh. Gile, kuat banget ya mental dan fisik teman kita ini!

Bayangkan saja deh. Sekolah lagi pas umur sudah tidak muda lagi, kapasitas otak sudah gak seperti umur 20 an kan. Lalu ada kendala bahasa. Bahasa Inggris percakapan dan bahasa Inggris akademis beda loh! Kalau situ pikir “alah, yang penting bisa cas cis cus tho?, Salah bamget!

Belum lagi karena mata kuliah yang diambil dekat dengan ilmu kedokteran, berarti harus menghapal nama2 organ tubuh, penyakit…

Atau ada yang mikir “masa sih lulus saja susah?” Ihhh..coba situ yang sekolah lagi??!

Terus masalah bayaran kuliah yang tidak murah. Biaya Satu kelas itu = harga tas merek loh. Kelas ya dapat ilmu bermanfaat, beli tas dapat gengsi di IG.

Nah hari ini, semua “siksaan” sudah lewat!

Hari ini teman kita dapat diploma!

Saya pribadi lebih kagum sama hal2 seperti ini ya (lulus sekolah, promosi kerjaan, penghargaan di tempat kerja) dibanding hal2 material (lihat saya punya tas merek terkenal/mobil mahal loh)

Lebih bermutu gitu.

Ini sekilas foto2 kita pas di acara kelulusan

Bangga gak sik punya teman seperti Ibu LQ ini??!

Mudah2an teman2 pembaca ikutan bangga ya dan termotivasi buat seperti teman kita ini!!

Beberes Rumah

Hari ini saya minta libur dari kerja di toko. Pengen santai saja gitu pas hari Sabtu. Dari hari Senin sampai Jumat bangun pagi buat kerja, sekali2 pengen bersantai ria

Cuaca sudah mulai dingin, maklum deh sudah bulan Oktober, semalam ada peringatan kalau Sabtu pagi suhu akan jatuh ke bawah 0°C.

Ya sudah mumpung ada waktu, saya niatin mau ubah tataan ruang biar tanaman2 saya di teras bisa masuk ke dalam rumah

Beginilah hasil sebelum dan sesudah

Ruang TV dan Sofa

Ruang TV dan sofa yang tadinya menghadap ke pintu teras, saya ubah jadi menghadap dinding yang tanpa bukaan. Jarak TV dan sofa memang jadi lebih dekat, tapi tetap nyaman.

Pojokan Sepeda
Jadi dinding penuh tanaman

Di musim semi/panas, sepeda sengaja saya twruh menghadap ke pintu teras, biar ngeliat ke luar. Tapi dinding ini satu2nya dinding di apartemen saya yang kena sinar matahari. Jadi tanaman2 saya harus di dinding ini.

Tempat Olah Raga / Ngaso
Jadi tempat sepeda

Jadi sepeda saya pindahkam ke sisi yang sama dengan TV. Sengaja saya tempatkan sepeda dekat dengan TV biar saya bisa sepedaan sambil nonton TV atau pasang App fitness di TV.

Trus meja dengan pernak pernik dikemanain dong. Meja berikut karpet tutul2 saya pindahkan ke dekat dinding sebelah ruang kerja saya. Mudah2 an bisa bikin kaki agak2 hangat kan..

Ruang kerja
Ruang kerja, beda di karpet dan meja di kiri

Eng ing eng…

Seperti inilah tampak ruang TV saya dari arah dapur

Tempat saya tinggal itu kalau di Indo rumahtipe 75 meter persegi. Kalau buat saya sih cukup2 saja ya, gak repot bersihin, dan beberes.

Untuk mindah2 an barang, berikut ngepel, bersihin debu saya selesaikan 4 jam.

Kalau menurut kalian mending punya rumah kecil atau rumah gede?

Belajar Menembak

Setelah berkali2 ngomongin buat belajar menggunakan senjata api, hari ini saya mengiyakan ajakan teman saya untuk pergi ke arena menembak (shooting range)

Sebelumnya, teman saya sudah mengajari saya tentang hal2 mendasar tentang senjata api. Cara mengisi peluru, cara mengkokang, ukuran peluru, cara menggenggam. cara melihat target dan yang paling penting mengunci senjata saat tidak digunakan.

Seperti teman2 tahu, di Amerika yang namanya memliki senjata api adalah hal yang biasa. Mantan suami saya punya senjata, kebanyakan teman2 laki saya yang bule pun punya senjata.

Jadi pergi ke arena menembak adalah hal yang lumrah. Biasanya arena menembak juga merangkap toko senjata api dengan segala asesorinya dan kelas menembak.

Kami pergi ke arena menembak Range USA Louisville dan menyewa tempat untuk 1 jam. Untuk menyewa booth menembak, pengunjung membawa senjata dan peralatan menembak lainnya seperti peluru, penutup telinga dan kacamata pelindung (yang juga bisa di beli di toko).

Teman saya meminjamkan penutup telinganya, sementara dia cukup makai penutup telinga karet. Untuk kacamata pelindung, pelayan toko berbaik hati memberikan satu kepada kami tanpa biaya.

Kenapa gitu musti pakai penutup telinga dan kacamata pelindung?

Saat menembak, suara tembakan itu lumayan keras, apalagi suara dari senjata api berukuran besar (bukan pistol kecil). Jadi penutup telinga untuk melindungi pendengaran kita.

Kacamata pelindung, untuk melindungi mata kita kena pantulan casing dari peluru yang ditembakan.

Teman saya bawa 2 pistol (handguns).:Ruger Mark IV .22 dan the 9mm Glock G43.

Ruger Mark IV .22mm
9 mm Glock 43

Senjata yang saya gunakan adalah Ruger Mark IV. Peluru pistol ini lebih kecil dibanding Glock 43.

Awal mulai menembak, saya agak2 keder juga, tengsin kan kalau tembakan nyasar jauh dari target?

Belum lagi casing terpental balik ke badan saya beberapa kali. Dan casing itu panas loh! Haduh! Ada beberapa kali saya menjerit gara2 casing masuk ke baju!🙈

Setelah beberapa kali, saya mulai terbiasa dan malah jadi demen ya?

Saya sempat mencoba Glock 43, tapi saya kurang suka, karena lebih berat dan momentum tiap kali  abis menembak itu lebih besar dibanding Ruger Mark IV.  Kalau saya memegang pistolnya kurang erat/stabil, yang ada berasa banget terpentalnya.

Setelah selesai, teman saya tanya gimana pendapat saya menembak pertama kalinya?

Saya jawab. Kalau saya ternyata bisa menikmati, lebih dari yang saya sangka.

Dia bilang buat pemula saya gak bego2 amat…😆 . Tembakan saya lumayan gak nyasar sana sini.

Dia bilang cara saya menggenggam masih harus di perbaiki dan saya gak boleh dar der dor (rapid firing) kalau di arena menembak. 🤔

Kesimpulannya?

Saya gak suka suara ledakan tiap kali senjata ditembakkan, asli saya kagetan melulu.

Kalau mau latihan menembak lagi saya pastikan pakai baju leher tinggi,  karena kapok kena casing panas. Oh iya lupa, kalau latihan menembak gini, selalu pakai sepatu tertutup ya, karena ya itu, casing bisa terpental ke badan kita. Contohnya ya saya hari ini, boncel2.

Boncel gara2 casing panas terpental dinding kena ke badan

Mau latihan menembak lagi? Mau banget! Ada rasa puas tiap kali peluru ditembakkan. Apalagi melihat kalau sasaran kita kena.

Bekas peluru2 yang nyasar di luar sasaran, pasti hasil tembakan saya😆

Konon badan kita setelah menembak itu mengeluarkan hormon oxytocin yang membantu meringankan perasaan stres dan gelisah. (Sumber? Google)

Mau punya senjata sendiri? Mungkin satu hari iya. Tapi lebih buat keamanan bukan buat olah raga.

Cerita saya sekedar buat berbagi pengalaman loh ya, tolong jangan di pakai buat ngebahas yang “serem2”

Saya pribadi gak ada masalah dengan kepemilikan senjata api yang bertanggung jawab.

Sekian dulu cerita saya kali ini, sampai lain kali

Aktifitas Baru

Salah satu nasihat yang dianjurkan terapis saya sejak saya berpisah adalah mencoba aktifitas baru.

Iseng2 cari aktifitas yang saya bisa coba, saya nemu kelas dansa. Lucu juga kali….

Coba ah, biayanya $10.00 per kelas atau $30.00 per bulan. Tipe kelas dansa yang di tawarkan macam2, ada Salsa, Rumba, Cha-cha, Ballroom, Swing.

Saya pilih Swing, atau tepatnya West Coast Swing dance.

Ih..lucu juga loh ternyata.

Lama kelas itu 45 menit, peserta tidak harus bawa pasangan, saat di kelas semua peserta di rotasi supaya dapat pasangan.

Jeda antara kelas yang satu dengan kelas yang lain, kadang diisi dengan peserta berdansa satu sama lain.

Yang saya perhatikan ya…semua peserta saat mereka berdansa itu mukanya sumringah semua! Saya yang nonton jadi itu senang gitu.

Kesimpulan saya, aktifitas dansa bagus buat kesehatan fisik, otak dan mental loh.

Kesehatan fisik, ya kita kan bergerak kiri kanan depan belakang,

kesehatan otak, belajar gerakan baru, fokus ke gerakan selanjutnya supaya sejalan dengan pasangan dansa kita,

kesehatan mental, saya merasa aktifitas ini buat hati / perasaan kita ringan.

Jadi yuk. Ikutan dansa!

Mau tahu swing dance yang saya pelajari seperti apa?

Lihat video dibawah ini ya

Belajar Membuat Topi Fascinator

Hari Sabtu minggu lalu pas saya gak kerja, kami sempat jalan2 ke pusat kota La Grange. Pas keluar masuk toko-toko di pusat kotanya, saya mampir di toko topi Judith Millinery.

Selama tinggal di Amrik, baru pertama kali ini saya ngeh toko pembuat topi, padahal yang namanya Louisville, Kentucky yang namanya topi2 cantik itu boleh dibilang sesuatu yang harus dimiliki..maklum di sini kan tempatnya festival Kentucky Derby.

Ternyata Millinery itu artinya pembuat topi wanita.

Saya boleh dibilang senang topi ya, tapi ya kebanyakan cuma topi musim panas, sama barrettes sik. Pengen sebenarnya punya Fedora atau Fascinator..cuma mahal ih! Apalagi Fascinator,  harganya bisa diatas $100, padahal kecil ukurannya!

Nah..toko ini selain jualan topi, ternyata juga penyedia material2 untuk pembeli mebuat topi sendiri dan ternyata juga mereka mengadakan workshop.

Pas saya mampir itu ternyata ada beberapa workshop yang masih buka untuk mendaftar dan workshop berikutnya , saya tertarik banget! Membuat topi Fascinator.

Topi Fascinator itu apa ya..topi cepluk gitu deh..biasanya kombinasi bunga2 , bulu2, dan cadar. Dipakai buat ke acara balapan kuda, kalau disini.

Mendaftar lah saya……

Nah berikut adalah cerita saya pas di kelas Membuat Topi Fascinator model Bunga dari Bulu2.

Bahan2 untuk membuat topi :

24 helai bulu2 yang peserta boleh pilih warna

Bahan beludru berbentuk lingkaran dan persegi panjang untuk dasar bunga

Lem, alat penggulung rambut (curling iron), pelurus rambut (straightening iron), tusuk sate, kawat fleksibel dan gunting.

Sekitar 30 menit pertama peserta diajarkan memanipulasi bulu2. Bagaimana menggundulkan si bulu, bagaimana menjarangkan si bulu, melekukan si bulu, menggambar pola di permukaan si bulu.

Kalau kita pakai penggelung rambut mulai dari bagian atas,  kalau pakai pelurus rambut , mulai dari bagian bawah si bulu.

Setelah peserta latihan manipulasi, sesi berikutnya adalah membuat topi!

Pertama2 peserta memilih warna bulu2   sesuai selera sebanyak 24 helai.

Kenapa 24? Ternyata kita akan membuat 3 lapisan dari 24 bulu2 tersebut.

Saya pikir…ah kalau gitu saya mau pilih 3 warna!

Peserta2 lain kebanyakan pilih 2 warna. Saya pilih warna2 favorit saya yang semuanya super ngejreng :

Sebelum bulu2 ini ditempel ke fondasi,  bulu2 ini harus dimanipulasi dulu, baik itu di gunting, digunduli atau di bikin meliuk.

Untuk setiap lapis, semua bulu2 di lapis itu harus sama panjangnya. Jadi kita sebisa mungkin  pilih bulu2 yang panjangnya hampir sama, lalu kita bisa gunting

Lapis pertama saya pilih ungu. Beberapa bulu2 saya lekuk biar agak keriting/ berombak ceritanya. Lapis pertama ini kita tempel paling dekat ke tepi base.

Lapis kedua saya pilih warna merah. Untuk lapis kedua, panjang bulu2 harus sedikit lebih pendek dari lapis pertama.

Kenapa? Intinya kita kan mau memberi efek bunga kita “berisi” /bervolum

Lapis ketiga saya pilih si merah jambon.  Kali ini saya kasih efek totol2 di permukaan si bulu menggunakan spidol permanen. Untuk lapisan ketiga ini harus di lem di tengah2 base.

Menurut instruktur, bulu2 ini ibarat rambut kita deh. Apa yang kita bisa lakuin di rambut kita, juga bisa dilakukan di bulu2. ( saya kepikiran glitter dan manik2)

Selesai semua bulu2 sudah di tempel, boleh dibilang bunga bulu2 kita jadi!.

Selanjutnya kita bisa pilih mau di tempel dimana bunga kita? Di bando? Di topi ? Atau di jepit rambut? Di workshop ini peserta di kasih sisir jepit untuk produk akhir

Dan…inilah hasilnya!

Buat saya ini cantik banget yaa. Warnanya sangat vibrant dan memang warna2 kesukaan saya.

Jadilah sejak hari Kamis, saya tiap hari pakai si fascinator ini pas kerja di rumah.

Kegenitan Pakai Topi Fascinator

Cerita Suka Duka Saya Sebagai Kurir Shipt

Haloooo teman2…sudah lama ya gak nulis..maklum lagi so sibuk…ceile..padahal banyak juga yang mau saya ceritain…

Salah satunya suka duka nge Shipt. Saya cerita kan ya kalau saya ambil kerjaan sampingan sebagai kurir belanja.

Nah..Saya sudah dikategorikan “veteran” loh, karena sudah ambil 50 order…

Kemarin pas saya masuk ke 30 order saya dapat hadiah dari Shipt…2 Kaos dan satu cooler bag. Seneng? Ya seneng aja, karena kan tasnya kepake banget, meskipun saya nanti sudah gak kerja di Shipt lagi.

Kemaren sempet saya di tanya sama temen kerja saya di tempat kerja kedua.

“Kamu nerusin kerjaan kurir kamu?”

Memang sering sik, saya ditanya ngapain sik kerja sampai 3 kerjaan?

Ih..gak oke banget ya kerja jadi “pembantu” orang lain. Gengsi

Ya gak apa2 sik..setiap orang kan boleh punya opini lah.

Buat saya kerjaan Shipt ini bikin saya grounded. (Well balance, sensible). Apa ya? Tahu diri. Sadar diri. Diingatkan biar gak blagu. Diingatkan akan kuasa Yang Maha Kuasa. Diingatkan biar gak lupa diri.

Misalnya ni..Ada satu waktu yang saya sudah ngoyo banget ambil orderan…masih juga gak dapat kena target yang saya mau..($150 per minggu). Sediiihhh banget..karena hari sudah larut malam, maunya sik saya gak amb order lagi..mana hari itu hari terakhir sebelum masuk minggu baru). Setelah saya nelongso karena gak kena target…

Beberapa jam sesudahnya, ternyata ada orderan yang kasih saya tip…jadilah bayaran saya di atas $150 seperti yang saya harapkan…❤❤❤

Atau hari ini saya papasan sama Shipt lain, saya tahu karena si mbak pake kaos berlogo perusahaan. Saya tegur kan. Hi! Saya juga kurir Shipt!

Aduh..si mbak cantiiiikkkk banget. Dandan tapi gak songong gayanya. Dia malah cerita gimana dia lagi nguber bonus hari itu. Saya masih ternganga liat cantik nya si mbak…ternyata orang cantik kayak si mbak gak gengsi an ya kerja “cuma jadi kurir belanja”.

Dia cerita kalau dia biasanya belanja di daerah lain (di Indiana!), tapi karena ada bonus, dia rela ambil order di wilayah lain. Gila! Salut ih!

Atau pas saya antar belanjaan ke rumah manula…beliau untuk bergerak harus pakai walker. Dia minta saya bawa masuk belanjaan ke dalam rumahnya karena beliau akan susah naik turun tangga. Saya mah oke2 aja. Lalu beliau bilang. Maaf ya, anak saya ternyata pulang telat, dia jadi gak bisa belanja buat saya…

Saya yang langsung mikir almarhum orangtua saya yang saya gak sempet nolong apa2 saat mereka butuh bantuan. Ada terselip rasa senang knowing somehow I helped another person in need.

Atau saya jadi sering kali terharu biru sama kemurahan pelanggan yang memberi tip, terutama tip diatas $10. Karena saya pribadi ya itu gede ya. They have no idea how much it makes a difference for me.

Dan seperti juga 2 pekerjaan saya lainnya…Saya tetap sumringah loh kalau dapat shoutout seperti ini

Kesimpulannya?

Saya bersyukur banget jadi kurir Shipt.

Saya bersyukur sama ortu Saya gak diajarin gengsi. Ortu Saya gak pernah memandang jelek pekerjaan apapun, asal itu gak melanggar hukum

Gak nyangka juga kalau Covid, cuaca jelek bisa buka peluang cari uang tambahan.

Yuk, kerja Yuk!

Aksen

Teman2 ngeh gak ya kalau kita sebagai orang Indonesia kalau ngomong bahasa Inggris itu di kuping orang2 (terutama si bule), kedengeran “asing” dan berlogat. Aksen gitu?!

Saya itu sempat lugu ( atau bloon?), gak pernah ngeh kalau cara berbicara Inggris saya ada aksennya. Habis kan saya tinggal di Indo, dengar teman2 Indonesia ngomong bahasa Inggris ya biasa aja? Denger bule2 ngomong Inggris cuma ngeh kalau si bule ada aksen kalau si bule ybs aslinya bukan bule yang bahasa ibunya bahasa Inggris.

Nah, pas pindah ke Amrik, awal2 saya bingung pas aksen saya dikomentarin. Dari mulai yang memuji seperti  “Where’s your accent from?”  atau “I wish I had your accent” sampai yang bikin saya mau nangis “Are you from/in US? ” (cuma dengar saya di telpon)

Masa sik saya punya aksen? Sempat ada masa2 saya masih gak mau ngaku loh….

Tapi terus saya pindah ke OH, dilanjutkan ke KY. Tetiba saya ngeh….eh…eh..orang Amerika sendiri punya aksen koq?!!

Saya sempat loh gak ngerti si local ngomong apa, saking aksennya bikin saya bingung.

Semakin saya ngeh, semakin kuping saya jadi lebih sensitif dengar aksen2 lokal. Pas jalan-jalan ke AL, ke West Virginia, NY, ngobrol sama temen saya yang lahir dan gede di NJ, FL, PA.

Contoh rekaman temen2 saya yang saya animasikan jadi panda2

Coba perhatikan pengucapan kata “water”
I want a glass of water

Beda kan??!!

Nah..jadi intinya….gak apa2 loh punya aksen. Gak usah malu atau jadi gak PD kayak saya.

Apalagi sebagai imigran, kita kan berbahasa lebih dari satu, dimana bahasa Indonesia dan bahasa Inggris beda pengucapannya.

Oh Iya, saya juga bikin podcast dengan tema yang sama. Boleh di dengerin juga…

Cari di Spotify “Indonesia di Amerika”

Salam!

Cerita Saya Jadi Kurir Belanja Antar

Halo pembaca semua?!

Apa kabarnya? Semoga baik2 dan sehat2 semua ya.

Tulisan saya kali ini mau berbagi pengalaman saya jadi kurir belanja antar.

Sekitar akhir bulan January, awal bulan Februari, saya dapat email dari bos tempat kerja kedua. Jam operational toko dikurangi, artinya jam kerja saya akan terpotong.

Tadinya saya pikir ya gak apa2 juga sik. Tapi koq pas lihat rekening di bank….pedih juga ya??

Yang ada saya mulai mikir mau cari2 kerja baru.

Singkat cerita, saya mulai minggu lalu resmi jadi kurir belanja antar Shipt.

(more…)

Belajar Yuk! Macam-macam cuti

Ini masih sambungan tulisan saya mengenai fasilitas2 di tempat kerja.

Saya mau menjelaskan tentang bermacam2 jenis cuti .

Dulu waktu saya kerja di Indo, setelah masa percobaan selesai, 3 bulan, saya dapat cuti 12 hari. 

Kalau saya sakit, saya tinggal telpon ke kantor, izin sakit. Saya gak pernah “ngeh” saya berapa kali sudah izin sakit, karena gaji utuh.

Saya juga pernah minta ijin tidak ngantor selama 3 bulan, tidak di gaji, tapi status saya tetap pegawai kantor ybs dan saya bisa balik kerja normal setelah izin saya habis.

Nah, disini ada yang namanya cuti liburan, cuti sakit, cuti kesehatan , cuti orang tua.

Cuti liburan atau paid vacation adalah cuti penyegaran.  Mumet, sumpek, kerja melulu. Perusahaan mengenali kebosanan pegawai2 mereka, dan karena itulah cuti ini di berikan.

Banyaknya hari cuti liburan, tergantung status kepegawaian kita, lamanya kita bekerja di perusahaan, jenis perusahaan dan tingkat jabatan kita.

Contohnya saya. Pas pertama kali kerja, saya mulai sebagai pegawai paruh waktu, jatah cuti saya hanya 2 minggu untuk setahun. Waktu saya jadi penuh waktu, jatah cuti saya jadi 3 minggu. Setelah saya kerja 5 tahun, saya dikasih bonus 1 minggu, total jadi 4 minggu. Tahun lalu, saya naik tingkat, total jatah cuti liburan saya 5 minggu.

Enaknya ya cuti kita ini dibayar sama perusahaan.  Jadi kita tetap terima gaji selama kita cuti.

Mungkin teman2 bingung ya…apa bedanya gitu sama di Indo? Atau memang ada gitu cuti gak dibayar?

Jawabannya adalah ada! Seperti yang saya bilang, tidak semua perusahaan kasih fasilitas cuti liburan dibayar penuh.

Contohnya tempat kerja kedua saya. Dimana saya cuma kerja paruh waktu. Kalau saya mau “libur”, saya minta off alias tidak akan dijadwalkan untuk bekerja, yang artinya saya tidak akan dapat bayaran.

Jadi kita musti mikir “resiko” minta tidak kerja. Sanggup gak kita gak kerja dan gak dibayar?

Cuti tipe ini biasanya HARUS diambil pegawai dalam masa 1 tahun (12 bulan). Kebanyakan perusahaan, rentang 1 tahun itu ya dari Jan 1 ke Desember 31 tahun yang sama. Tapi saya tahu juga ada perusahaan2 yang mulai dari pertengahan tahun.

Nah, ada perusahaan2 yang memperbolehkan cuti kita tahun ini roll over ke tahun berikutnya. Atau ada perusahaan2 yang membolehkan pegawai yang tidak ambil cuti, tapi pegawai ybs cukup dikompensasi uang.

Tempat kerja saya tidak menawarkan pilihan2 tersebut, jadi saya mending ambil. Kalau gak ya hangus.

Cuti tipe kedua adalah Paid Sick Days atau kalau di tempat kerja saya, istilahnya occasional absences.

Terjemahan bebasnya adalah waktu2 tertentu yang pegawai harus ambil untuk urusan2 mereka di luar pekerjaan, contoh paling umum : sakit dan harus istirahat, ke dokter, jemput anak sekolah, rapat di sekolah anak dsb.

Di tempat kerja saya, cuti/ijin tipe ini, pegawai boleh ambil 15 menit dan kelipatannya. Jadi tidak perlu seharian. Jatah saya untuk cuti tipe ini 6 hari atau 6×8 = 48 jam atau 2880 menit.

Lagi2, gak semua perusaan kasih cuti tipe ini loh ya.

Nah, meskipun cuti tipe ini tidak HARUS diambil, tapi saya pribadi selalu usahakan ambil semaksimal mungkin. Intinya, perusahaan sudah mengalokasikan dana untuk tipe cuti ini.

Kenapa cuti tipe ini penting gitu?

Buat saya ya penting, karena memberi saya perasaan “aman, terjamin” .  Kalau saya sakit, saya bisa istirahat dengan tenang,  tanpa mikir:”duh, gaji saya terpotong dong” dan juga gak usah ngerasa gak enak kalau saya “mangkir kerja”

Tipe cuti selanjutnya adalah cuti hamil. Kalau di Indo, cuti hamil mah umum, selalu dibayar dan pasti jatahnya 3 bulan.

Cuti hamil atau parental leave di Amrik. notabene baru loh.   Dan rentangnya tidak selalu 3 bulan. Kalau perusahaan anda sediakan cuti hamil 8 minggu dan tetap terima gaji itu dah bagus banget. Dan juga disini, tidak semua perusaan memberikan cuti ke si bapak, kebanyakan cuma buat si ibu 

Perusahaan tempat saya kerja pertama kali, tidak ada fasilitas cuti hamil dibayar. Waktu saya hamil, ya saya keluar dari pekerjaan. Kalaupun saya mau ambil “cuti”, saya tidak akan dibayar. Keuntungan saya ambil “cuti” tidak dibayar adalah saya tidak kehilangan status kepegawaian saya, dalam arti saya bisa kembali kerja tanpa harus wawancara lagi, tanpa harus mulai dari nol lagi. (Misalnya saya sudah bekerja 1 tahun, ambil cuti hamil , meskipun tidak dibayar, pas saya balik kerja lamanya saya bekerja di perusaan ybs tetap 1 tahun bukan balik ke 0)

Cuti berikutnya cuti kematian anggota keluarga atau bereavement. Definisi “keluarga” mungkin beda2 di tiap perusahaan,  tapi secara umum adalah, ayah, ibu, kakak, adik, pasangan dan anak.

Jatah cuti bereavement saya 3 hari.

Tipe cuti terakhir yang saya akan bahas adalah cuti family medical leave of absence.

Cuti ini untuk kita ambil saat kita harus merawat salah satu anggota keluarga yang punya masalah kesehatan.  Dengan cuti ini, pegawai boleh minta ijin tidak bekerja atau tidak bisa sepenuhnya bekerja, (biasanya tidak dibayar) tanpa harus kehilangan posisi mereka di tempat kerja.

Contoh.  Mungkin anda punya anggota kelurga yang sakit2an dan harus dibawa ke dokter sering kali.  Kalau anda punya cuti sakit, anda bisa pakai. Tapi cuti sakit kan terbatas. Jadi anda bisa pakai cuti tipe ini.

Cuti terakhir yang saya mau bahas adalah vacation buys. Intinya perusahaan membolehkan pegawainya beli hari libur. Maksudnya?

Gini. Saya kan dapat cuti 5 minggu. Cukup sik. Tapi misalnya tahun ini,  karena saya mau pelisir ke Indo 1.5 bulan (misalnya), saya pengennya dapat 6 minggu.

Nah, jadi saya “beli hari libur”, maksimal di tempat kerja saya boleh beli hingga 5 hari. Intinya pas saya libur, saya tetap di “dibayar” tapi sebetulnya yang 1 minggu itu , uang saya sendiri, yang di potong setiap gajian.

Kalau saya gak “beli hari libur” , artinya saya akan “kehilangan gaji” 1 minggu penuh.

Enaknya vacation buys ini pegawai bisa membatalkan dan dapat uang kita kembali. Pembatalan vacation buys harus di laporkan pada waktu yang ditentukan sama SDM perusahaan.

Tahun lalu, 2020, saya pertama kali ambil vacation buys, eh Covid. Gak kemana2 kan. Ya udah saya minta duit saya balik. Lumayan ditabung.

Sekali lagi ya, tidak semua perusahaan2 di sini memberikan fasilitas2 cuti di atas.

Kayaknya cuma segini tipe2 cuti yang saya bisa jelaskan.

O iya, ada yang saya lupa.

Disini yang namanya hari-hari libur, seperti Tahun Baru, Natal, Paskah, dll tidak otomatis dibayar loh. Sekali lagi tergantung status kepegawaian kamu.

Kalau kita statusnya pegawai penuh, kita akan dibayar, holiday pay istilahnya. Dibayar nya ya 8 jam x gaji per jam atau kalau kalian sistemnya gaji, ya gajinya utuh. Kalau status kita pegawai paruh waktu dan jam-jam-an, masing2 perusahaan ada aturannya sendiri2.

Contoh. Si A pekerja paruh waktu, jadwal kerja tidak selalu tetap. Hari libur jatuh di hari Kamis, misalnya. Nah nanti dianalisa dulu, apakah si A biasa kerja di hari Kamis? Kalau iya, berapa lama? Holiday pay si A besarnya ya rata2 jam kerja dia di hari libur tsb. Kalau tidak, ada kemungkinan si A tidak akan dapat holiday pay.

Mungkin juga si A pekerja di ritel, yang hari2 liburpun harus masuk kerja. Biasanya A akan dibayar dobel untuk hari itu (tidak selalu).

Riweh ya?!

Kalau ada pertanyaan atau pembaca punya info lain. Monggo kasih tahu.

Salam!