Dua tulisan saya sebelumnya saya bercerita kalau pasangan saya adalah pecandu alkohol. Sudah dua minggu ini saya bergabung di pertemuan Al-Anon, dimana saya bertemu muka dengan orang-orang yang mengalami masalah yang sama dengan saya : mereka hidup dengan pecandu alkohol, baik itu pasangan mereka, orang tua mereka, ataupun kerabat lainnya. (kakak, adik)
Dari membaca literatur yang disediakan di pertemuan, saya tercekat. Kenapa?
Karena saya seakan-akan membaca tentang diri saya sendiri, seakan-akan saya sedang bercermin.karena banyak sekali hal-hal yang di tulis di buku/pamflet saya rasakan / alami sendiri.
Ternyata saya tidak sendiri. Ternyata perasaan yang saya rasakan tidak ‘aneh’ , boleh dibilang lumrah dan ‘nyata’.
Langkah berikutnya yang harus saya lakoni adalah menjalani apa yang grup Al Anon sebut sebagai 12 Langkah (12 Steps):
Jujur, hingga saat ini , saya masih belum bisa menerapkan satu langkahpun dari 12 langkah diatas. Saya masih dalam kondisi marah, kecewa, frustrasi dan lelah baik fisik maupun mental.
Harapan saya adalah dengan datang ke pertemuan Al Anon, saya perlahan-lahan bisa menerapkan langkah-langkah diatas.
Saya satu-satunya ‘anggota’ Al Anon yang orang ‘asing’ alias bukan bule dan bukan pembicara bahasa Inggris asli dan bukan penganut agama Kristen. (diakhir pertemuan, selalu ditutup dengan doa, yang terkesan kristiani – saya sendiri tidak masalah, karena saya tahu kepada siapa saya mengucap doa, it is what it is)
Buat saya datang ke pertemuan ini adalah untuk ‘kesehatan mental’ saya pribadi, perjalanan saya untuk berlaku ‘waras’ dan legowo baru dimulai.
Lain kali saya akan cerita lebih banyak tentang hal-hal yang saya temukan saat membaca buku-buku Al Anon.
Doakan saya selalu.
xoxo
Pasti didoakan Irus. Semangat
Semoga bisa dilewati setahap demi setahap…
Amin.