Pelajaran Dari Al Anon

Halo.

Tulisan kali ini masih tentang perang saya dengan masalah alkohol di keluarga saya. Seperti yang saya tulis sebelumnya, saya cerita bagaimana reaksi saya saat pertama kali membaca literatur di pertemuan Al Anon.

Pembaca akan lihat beberapa foto dengan cuplikan kalimat-kalimat yang saya baca yang ‘mengena’ sekali dengan diri saya pribadi (semua kalimat-kalimat yang saya warnai artinya saya alami sendiri sebagai kerabat pecandu alkohol)

Tidak pernah terpikir sebelumnya kalau saya yang bukan pecandu, malahan pihak yang lebih membutuhkan bantuan. Logikanya kan, si pecandu dong yang harus ditolong, mereka kan yang kecanduan, bukan saya???

Ternyata saya salah, yang saya tidak sadari adalah bagaimana kecanduan alkohol adalah penyakit yang memberikan dampak gangguan emosi ke pihak-pihak disekeliling si pecandu itu sendiri.

Kalau dipikir-pikir ya benar juga. Sementara si pecandu sih senang-senang saja minum setiap hari, lupa akan kesusahannya, kita yang tidak mabok, melihat kelakuan ybs jadi stres dan emosi.

wpid-wp-1444528807024.jpg

wpid-wp-1444529549018.jpg

Disitulah saya menyadari kalau saya boleh dibilang sudah ‘terjerumus’ ke kondisi yang tidak sehat. Apa-apa yang saya lakukan selama ini sebagai usaha saya untuk mencegah si pecandu untuk menghentikan kebiasaannya juga bisa saya baca di literatur yang saya dapatkan. Dan ternyata apa yang saya lakukan bukanlah langkah yang efektif, malah membuat si pecandu semakin kecanduan.

 wpid-wp-1444528891741.jpg wpid-wp-1444528857001.jpgwpid-wp-1444528937181.jpg

Kadang semakin saya membaca, saya semakin ‘ngeri’ karena saya menjadi sadar seberapa parahnya kondisi yang saya alami .

Langkah yang harus saya ambil selanjutnya adalah mengubah perilaku sendiri – aneh ya kalau dipikir pikir.

Tapi perlahan-lahan saya mulai mengerti tentang penyakit kecanduan ini.

Yang jelas, kecanduan alkohol adalah penyakit.

Alcoholism is an illness

Alcoholism is an illness

Seperti halnya penyakit-penyakit lain, penyakit kecanduan alkohol memerlukan mental yang kuat untuk orang-orang yang terkena dampaknya. Untuk ‘menyembuhkan’ penyakit ini, kita-kita yang terkena dampaknya haruslah yang menjadi pihak yang lebih ‘waras’ dan lebih kuat. Karena memang penyakit ini melelahkan emosi mereka yang berhubungan langsung dengan si pecandu.

wpid-wp-1444608664350.jpeg

Pertama kali saya baca literatur ini, saya protes dalam hati, karena banyak hal yang ditulis di literatur boleh dibilang ‘aneh’ karena seakan-akan kita ‘lepas tangan’ terhadap kondisi si pecandu.

wpid-wp-1444529038497.jpg

Contohnya

wpid-wp-1444529068378.jpg

Ini saya alami sendiri, dan sulit sekali buat saya untuk tidak turun tangan ‘membereskan’ masalah. But it is what it is.

Saya sebagai pihak bukan pecandu, harus berhenti ‘menolong’ pecandu dan membiarkan pecandu menghadapi konsekuensi tindakan mereka.

Kalau sebelumnya saya ‘percaya’ dengan apa-apa yang pecandu janjikan (contoh : iya, saya akan kurangi minum) , saya di sarankan untuk memilih jalan membuat kesepakatan.

wpid-wp-1444529684575.jpg

Yang jelas, saya harus mengakui kalau di keluarga saya, salah satu anggota keluarga kami menghadapi penyakit kecanduan alkohol. Dan kalau saya mau keadaan menjadi lebih baik, sayalah yang harus berubah terlebih dahulu dan saya harus cari bantuan.

wpid-wp-1444528958368.jpg

wpid-wp-1444608876810.jpeg

Para Al Anon selalu diingatan akan 3C tentang penyakit ini :

I can not Control the alcohol

I did not Cause the alcohol

I can not Cure the alcohol

wpid-wp-1444608881360.jpeg

3 comments

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s