Beberapa hari lalu Saya mendapat pemberitahuan di blog kalau ada pembaca yang membalas komentar Saya di blog rekan Indonesia lain.
Yang membuat saya tertegun adalah kalimat pertama si pembalas komentar :” beruntunglah mba yg punya suami bule”.
Ada 2 hal yang membuat saya ‘bingung’ : beruntung dan suami bule.
Yang menurut saya pribadi koq tidak ada hubungannya ya?
Bukan berarti saya bilang saya ini tidak beruntung.
Ya sukur Alhamdulilah, saya beruntung punya suami, dibanding dengan mereka mereka yang diperantauan dan tidak ada pasangan untuk berbagi duka, jelaslah saya masih beruntung.
Dibanding mereka yang punya suami tapi diperlakukan tidak semena-mena, ya jelaslah saya masih beruntung.
Tapi apakah saya jadi kurang beruntung kalau suami saya bukan bule?
Kalau pakai logika : beruntung punya suami bule, berarti teman-teman Indonesia yang bersuamikan orang Indonesia ASLI dan tinggal di Amerika, mereka jadi kurang beruntung gitu?????
Kalau saya lihat-lihat, hidup mereka bahagia saja, malah menurut saya, mereka taraf hidupnya lebih baik dibanding saya yang bersuamikan bule. (ye bolehnya ngiri!!!)
Berhari-hari saya memikirkan pernyataan si pembalas komentar.
Kenapa sih kita masih cenderung mengagungkan lelaki non pribumi?
Seakan-akan pria dari ras ini selalu lebih superior dari ras lainnya.
Saya pikir pemikiran semacam itu sudah kadaluawarsa, ternyata masih berakar ya di sebagian pemikiran orang-orang Indonesia?!
Benar, ada banyak cerita-cerita perempuan Indonesia yang sepertinya menjelma putri sejagat’ setelah bersuamikan orang asing. Putri sejagat dalam arti mereka tidak harus bekerja, selalu bergelimpangan barang-barang mewah (yang sebelumnya tidak pernah sanggup terbeli), bertamasya keliling dunia, dll.
Tapi itu mah bukan semata-mata karena bersuamikan orang bule. Itu karena mereka bersuamikan orang berpunya!!! ;-)))
Duh teman-teman semua…..
Keberuntungan itu tidak tergantung dari ras suami kita.
Beruntung itu masalah kita mensyukuri apa yang kita miliki.
Beruntung itu di pikiran kita. Bukan karena materi yang kita miliki.
Beruntung tidak tergantung dimana kita tinggal.
Beruntung itu pilihan (choice), bukan pemberian (it’s not given).
Mari kita pilih untuk merasa beruntung dalam hidup.
Yukkkkkkkkkkkk!!!!!!!
bergantung pada hati dan pikiran, dikasih ‘makan’ apa ya Mba?
gini loh Mas/Mbak,
terlalu banyak asumsi orang2 terhadap mereka yang menikah dgn orang bule. Dianggapnya kita ‘lebih beruntung’ .
Sekali lagi, keberuntungan itu bukan karena pasangan bule. Sanak keluarga saya yg bukan bule, hidupnya berkecukupan.
wong saya sendiri pernah ngalamin jadi pembawa rejeki utama karena suami saya yg BULE kehilangan pekerjaan.
‘Untungnya’ Alhamdulillah, saya ada kerja sampingan dan ada lowongan utk kerja penuh di waktu yg sama.
Alhamdulillah, karena diajari sama Bapak dan Ibu bahwa kalau hati dan pikiran ‘legowo’, gak sirik, gak mau curang, berusaha selalu positif, mensyukuri apa yg ada, kami bisa ‘melewati masa2 sulit itu. (1 tahun lebih)
Beruntungnya lagi, kita ada pilihan utk beli belanjaan lebih murah :
beli sayuran dan daging cukup segenggam gak usah sepaket,
bumbu2 cukup pakai bawang putih, bawang merah, garam, merica.
Mobil cuma satu, dipakai buat kerja, kalau isi bensin gak bisa penuh, cukup $5-$10 sampai gaji berikut dateng.
Saya juga tahu banyak org2 yg kondisinya lebih mengenaskan di pelosok dunia. Tapi apa trus mereka harus kawin sama BULE supaya BERUNTUNG?
Enggak ah.
Beruntung mungkin yg di Maksud disini adalh Bahwa mbak ini memiliki kehidupan yg di impikan orang trsebut.
Bukan Hal dalam arti rasis, materi, atau pun nasib buruk berumah tangga, tetapi lebih keposisi anda Saat ini di impikan orang trsebut, bkn berarti iri atau syirik tapi setidaknya mirip mirip dikit nasibnya meskipun gak 100%, tapi yg namanya jalan hidup pastinya berbeda tapi seyogyanya takdir masih bisa di ubah jika Kita sering berdoa meminta kepada-NYA dan mau berusaha, tidak Ada yg tidak mungkin bagi-NYA Sang Penguasa Alam Semesta.
aku ngerti sih, dan justru itu aku mau kasih tahu ‘kenyataan’ di lapangan tidak selalu indah.
Aku pernah dikasih tahu, jangan minta apa yg kamu ingin, tapi minta apa yg terbaik buat kamu. Karena kita kan gak tahu ya apa yg kita mimpikan atau inginkan itu sebenarnya baik gak baik buat kita?
Kehidupan saya biasa2 aja, gak selalu indah, banyak susahnya juga. Banyak ‘acara’ nangis, banyak acara pasrah. 😉
Sekali lagi, saya mau coba berikan realita.
Janganlah impikan posisi saya, saya sendiri gak pernah mimpikan posisi saya sekarang.
Memang mudah mengasumsi kalau saya ‘kelihatannya’ memiliki kehidupan yg enak – wong saya juga sering mikir begitu kalau liat teman2 lain, sampai akhirnya saya capek sendiri.
Lalu saya pikir2, duh capek ya mengkhayal ini itu, mengharap ini itu, kenyataannya ya ini di hadapan saya tidak akan berubah kalo saya cuma bisa mimpi doang.
Jadilah saya putuskan tuk ‘legowokan’ posisi saya & make the best of it dan lihat sisi positifnya.
Iya, Alhamdulillah saya punya pekerjaan, meskipun gajinya gak gede tapi tetep lebih baik dibanding pekerjaan2 lain, yuk gimana caranya kinerja saya tetap bagus di pekerjaan ini sehingga saya bisa terus bekerja
Iri liat temen2 dah di puncak karir mereka…..sementara saya masih begini2 saja – ye!!! saya cepat2 putar haluar pikiran “ya rejeki org beda2, yg penting saya berusaha sebaik2nya di pekerjaan saya sekarang”
(ps : sebenernya saya masih bingung dgn kalimat mas/mbak : di ‘posisi anda’ – krn posisi saya itu ‘biasa2′ aja, nothing to be envy about, nothing to wish to’)
Rumput tetangga gak selalu lebih hijau koq…..;-)
Makasih ya dah kasih komentar dan masukan…
aku jugaa pengen pindah ke amerika for better life, tapi bingung juga caranya coz umur udah hampir 40. mau cari kerja di sono ya sulit di umur segitu. maunya sih ikut greencard lottery tp maslahnya semisal kalo dapet card nya tapi ga ada sponsor ya mubazir. sempat juga berpikir cari istri wn amrik supaya ada sponsor.. mbak saya mau nanya kira2 di amrik ada gak ya lembaga yg mensponsori seseorang yg bersifat pinjaman tentunya utk bisa masuk dan kerja di sono,…
disini asal mau kerja, gak ada pandang umur Mas.
itu enaknya di Amrik, gak ditanya umur kita.
aku gak pernah tahu masalah ‘sponsor’ ya? tetep coba lah lotere buat greencard
dan juga di sini life is not always better loh.