Salah satu harapan dan kebahagiaan ‘pengungsi’ Indonesia di luar negeri adalah bertemu teman-teman sesama dari Indonesia.
Ya pastilah.
Senang dapat teman senasib.
Senang bisa ngerumpi dalam bahasa Indonesia dari A sampai Z, tidak perlu mikir tata bahasa, lidah tidak perlu melintir-melintir berbahasa Inggris.
Senang bisa bernostagia, meskipun dulu pas di Indonesia tidak pernah bertemu muka sama sekali.
Senang bisa makan masakan Indonesia gratis!! – ha-ha-ha..ini mah Saya banget!!! (maklum, tidak suka masak)
Senang bisa motret-motret, cengengesan seperti di tanah air.
Yet………….
Bisa kena gosip yang aneh-aneh. Hadweeeeeeeh!!!!!!!!
Contoh : Saya dan anak jalan-jalan di mal saat ada ‘summer clearance’ , ada banyak kegiatan, salah satunya lukisan di muka. Karena anak Saya ogah dilukis, jadilah Saya yang di lukis, pilih gambar kupu-kupu di pipi kanan, warna ungu.
Eh alah…ada salah satu anak Indonesia melihat Saya – mending negur, cuma lihat dari jauh- beberapa hari kemudian ada yang tanya ‘Day, kamu gak kenapa-napa kan? ada yang bilang kamu mukanya biru dipukul suami……’???!!!????!!!
Kalau salah ‘pergaulan’, bisa-bisa ‘kecemplung’ ke grup
‘Suamimu berapa gajinya?’ atau
‘ Kemarin Saya pergi ke toko ini, beli tas merek ini’,
‘Kasian deh si anu gak punya mobil’,
Eh, dia berobat ke klinik loh!,
‘Aku dong dibeliin mobil sama suamiku’
dan berbagai percakapan sekitar materi lainnya-
Wuih…belum lagi kalau tidak tahan, harus ikutan ‘bergengsi’ memakai barang-barang bermerek. (kan suaminya bule!!) wakakakak…………….