Fasilitas Kerja : Indonesia vs. Amerika

Ha. Enak Indonesia kemana-mana! Di Indonesia selalu ada supir kantor yang siap membawa pegawai ke mana saja. Hampir semua pekerja kantoran di Jakarta, Indonesia ya pekerja penuh waktu yang artinya ada asuransi kesehatan yang dibayar kantor, semua pekerja bergaji bulanan (plus bonus). Makan siang mau berapa jam juga cuek, wong dibayar koq. Sakit? koq bingung ya istirahat di rumah, gaji tidak akan berkurang koq.

Hamil? tenang. Cuti melahirkan 3 bulan – gaji tetap mengalir. Setelah bekerja 1 tahun penuh, dijamin mendapat jatah liburan, 12 hari setahun dibayar.

Di Indonesia dunia Saya itu dunia pekerja kantoran. Jam 9 pagi hingga 5 petang. Saya selalu bekerja penuh waktu, hampir tidak pernah tahu yang namanya kerja paruh waktu – kecuali Ibu Saya sendiri yang bekerja 2 pekerjaan dan salah satunya adalah kerja paruh waktu.

Baru di Amerika Saya kenal dengan yang namanya pekerja jam-jaman. Yang hanya dibayar berdasarkan lamanya kita bekerja dikurangi makan siang. Yang hanya dibayar kalau kita bekerja, kalau kita absen bekerja karena alasan apapun, ya hilanglah penghasilan hari itu.

Waktu Saya kerja pertama kali, Saya agak-agak bingung waktu tahu kalau jatah makan siang 1 jam dan itu tidak dibayar. Heh? serius??

Kalau kita bekerja penuh 8 jam sehari, kita dapat 2, 15 menit istirahat yang dibayar. Dan untuk beberapa jenis pekerjaan, hal ini termasuk kemewahan, karena tidak selalu pekerja mendapat istirahat.

Di Amerika akhir-akhir ini sudah menjadi rahasia umum kalau perusahaan-perusahaan besar sibuk mengurangi biaya kepegawaian mereka. Salah satu hal yang paling umum dilakukan adalah tidak lagi mempekerjakan pegawai penuh waktu.

Kenapa? Karena pekerja penuh waktu itu = asuransi kesehatan harus ada, ada fasilitas hari sakit, ada fasilitas cuti hamil yang semuanya harus dibayar oleh perusahaan.

Terus terang baru kali ini Saya bekerja paruh waktu mendapat fasilitas asuransi kesehatan dan mendapat fasilitas libur dibayar. Sebelumnya sebagai pekeja paruh waktu Saya harus cukup puas dengan upah jam-jaman.

Kadang kalau kita tidak mengalami sendiri tidak terbayang ‘apa sih bedanya mendapat paid sick days atau paid holidays? Why it’s such a big deal?

It is a big deal.(well, for our family at least)

Contohnya waktu suami tergelincir di es dan harus dioperasi lutut, saat itu hanya dia yang bekerja. Setelah operasi dia harus tinggal di rumah selama seminggu. Untungya suami pekerja penuh waktu. Jadi kita tidak perlu bingung karena gaji dia tetap akan dibayar penuh oleh perusahaan meskipun dia sakit.

Atau waktu si kecil liburan musim semi. Ongkos camp itu $120 per minggunya, kalau Saya cuma ‘tidak bekerja’ berarti Saya kehilangan kira-kira $200++.Artinya meskipun Saya tidak bayar $120, tapi Saya kehilangan $200++ alias masih ‘bolong’ $180++.

Nah Saya dapat cuti dibayar, berarti Saya irit $120 dan tidak harus pusing mikir minggu ini tidak dapat bayaran.

Maunya sih ya, Saya dan suami dua-duanya dapat kerja yang mendapat fasilitas penuh….

Insha ALLAH some day….

enjoy-the-little-things-for-one-day-you-may-look-back-and-realize-they-were-the-big-things-15

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s